Pengamat: Sulawesi Merupakan Salah Satu Basis Teroris yang Harus Dicermati

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pelaku pengeboman di depan Gereja Katedral, Makassar Sulawesi Selatan diduga merupakan bagian dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Kelompok ini berafiliasi langsung dengan ISIS dan terlibat dalam sejumlah aksi teror.

Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa kelompok ini komposisinya hampir merata di Indonesia namun tidak menutup kemungkinan adanya basis kekuatan di beberapa wilayah di Indonesia.

“JAD hampir merata di Indonesia, tetapi Sulawesi merupakan salah satu basis yang harus dicermati,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Senin 29 Maret 2021.

Hal ini dinilai juga tidak lepas dari beberapa penangkapan yang sudah dilakukan oleh Densus 88 Antiteror terhadap 19 tersangka teroris JAD di Makassar pada Januari 2021 lalu.

Namun Polri menyatakan masih menyelidiki hal tersebut dengan terus mengumpulkan data yang ada.

“Ini bagian daripada evaluasi penyidik Densus, nanti tentunya kita akan melihat, sejauh mana yang sudah kita lakukan penangkapan mulai dari beberapa daerah di seluruh Indonesia, nanti apakah ada kaitannya dengan yang ini, nanti kan bisa menemukan kalau kita sudah mendapatkan data, masih kita evaluasi itu,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono.

Sebelumnya, diketahui bahwa 19 anggota teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada Januari lalu. Saat itu, Densus 88 berhasil mengamankan rangkaian bom di kediaman pelaku, tepatnya Bulukoreng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar. Dalam penggerebekan, sempat terjadi kontak senjata yang mengakibatkan dua terduga teroris tewas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini