Pengamat: Radikalisme Ancaman Nyata, Semua Harus Aktif Mencegah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Isu radikalisme masih menjadi salah satu tantangan bagi Indonesia di era digital. Maka semua pihak harus ikut melawan ancaman tersebut karena dapat merusak sendi-sendi kebangsaan. Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa semua pihak harus berkontribusi untuk mencegah radikalisme dan terorisme.

“Peran masyarakat, pemerintah daerah dan intelijen harus dikuatkan supaya dapat melakukan cegah dini deteksi dini lebih masif lagi,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Jumat 4 Februari 2021.

Generasi muda juga didorong untuk melakukan berbagai kegiatan positif melawan ancaman yang bertentangan dengan Pancasila.

“Jika kita tidak siap menghadapi banjir informasi, termasuk konten negatif tentang radikalisme, terorisme, dan ekstremisme, maka itu dapat mengancam keutuhan NKRI,” kata Direktur Polhukam Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Bambang Gunawan.

Sementara Tenaga Ahli Utama Kominfo, Lathifa Al Anshori menegaskan anak muda harus berani berkata tidak dengan hoaks dan membekali diri dengan informasi yang kreatif dan inovatif serta menyebarkan pesan damai.

“Open your mind, kuatkan literasi media, hindari kelompok intoleran dengan cara berkumpul bersama orang-orang yang sukses, serta implementasikan makna Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” kata Latifa.

Maka semua pihak termasuk generasi muda harus dibekali dengan pendidikan Pancasila dan nasionalisme sehingga bisa melawan ideologi radikalisme dan terorisme yang mengancam keutuhan bangsa.

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Stok BBM Dipertahankan Rata-Rata 20 Hari untuk Menjamin Kebutuhan Jelang Nataru

Oleh: Anggina Nur Aisyah* Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pemerintah menegaskankomitmennya dalam menjamin ketersediaan energi nasional melalui kebijakan strategismenjaga stok bahan bakar minyak pada rata-rata 20 hari. Kebijakan ini menjadi buktinyata kesiapan negara dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakatselama periode libur panjang, sekaligus memperkuat rasa aman publik terhadapkelangsungan aktivitas sosial, ekonomi, dan keagamaan. Penjagaan stok BBM tersebutmencerminkan perencanaan yang matang, berbasis data, serta koordinasi lintas sektoryang solid antara pemerintah, regulator, dan badan usaha energi nasional. Perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap kesiapan menghadapi arus Natal dan Tahun Baru memperlihatkan bahwa sektor energi ditempatkan sebagai prioritas utamadalam pelayanan publik. Presiden memastikan bahwa distribusi bahan bakar berjalanoptimal seiring dengan kesiapan infrastruktur publik, transportasi, dan layananpendukung lainnya. Pendekatan ini menegaskan bahwa pemenuhan kebutuhan energimasyarakat tidak hanya dipandang sebagai aspek teknis, melainkan sebagai bagian daritanggung jawab negara dalam menjaga stabilitas nasional dan kenyamanan publikselama momentum penting keagamaan dan libur akhir tahun. Langkah pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan mengaktifkan kembali Posko Nasional Sektor...
- Advertisement -

Baca berita yang ini