Pengamat: Operasi untuk Mengamankan Papua Harus Satu Komando

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi mengingatkan meski kelompok separatis Papua (KSP) sudah ditetapkan sebagai kelompok teroris namun operasi militer tetap harus satu komando.

“Operasi di Papua ini harus satu komando kalau tidak, meskipun sudah ditetapkan sebagai teroris, ini tidak akan berhasil,” kata Islah kepada Mata Indonesia News, Selasa 4 Mei 2021.

Maka, Islah menilai supaya setiap satuan yang bertugas di Papua harus melakukan koordinasi dengan tepat dan jelas. Jika koordinasi tidak rapi maka upaya untuk meredam pergerakan KSP tidak bisa efektif dan optimal.

“Kalau tidak satu komando ini akan carut marut, kenapa? Kita tahu di Papua ini banyak operasi yang tumpang tindih, TNI melakukan operasi , Mabes Polri melakukan operasi , minim sekali komunikasi dan tidak kolaboratif karena bergerak sendiri-sendiri,” kata Islah.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sudah meminta kepada aparat keamanan yang terdiri dari TNI-Polri untuk berkoordinasi dan bersinergi untuk melaksanakan tugas mengamankan wilayah Papua.

“Pangdam, Kapolda itu supaya berkoordinasi dengan baik di bawah bimbingan Kapolri dan Panglima TNI sehingga semua terkoordinasi,” kata Mahfud.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini