MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta menilai bahwa opsi untuk melakukan negosiasi bisa terjadi jika kelompok separatis Papua (KSP) menghentikan perlawanan. Tidak hanya itu, opsi tersebut bisa aktif bila KSP mau kembali dalam rangkulan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Negosiasi hanya untuk opsi ketika mereka mau menyerah dan dalam koridor mau kembali menjadi bagian NKRI,” kata Stanislaus kepada Mata Indonesia News, Minggu 2 Mei 2021.
Pengamat intelijen ini menegaskan hal tersebut tidak lepas dari pergerakan KSP yang brutal hingga menyerang masyarakat dan aparat keamanan. Terlebih, pemerintah sudah menyebut bahwa KSP termasuk dalam kelompok teroris yang harus diberantas.
“Mereka adalah musuh negara, pilihannya adalah menyerah, menjalani hukuman dan kembali menjadi warga NKRI yang baik atau dikejar dan dilawan oleh aparat keamanan,” kata Stanislaus.
Adapun dengan pelabelan teroris kepada KSP, maka pemerintah serius untuk memberikan tindakan tegas terhadap kelompok separatis itu. Salah satu wujudnya dengan menugaskan prajurit TNI dari Yonif 315/ Garuda yang dikenal dengan nama Pasukan Setan.
Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto sudah memastikan personel di Markas Yonif Garuda, Kota Bogor pada Selasa 27 April 2021 lalu.
Mayjen TNI Nugroho memastikan seluruh personel Yonif Garuda siap mengemban tugas negara mengamankan daerah rawan Papua. Mereka juga diminta menjalani tugas dengan rasa bangga.
“Pertahankan dan tingkatkan reputasi yang telah dimiliki, maka tidak ada alsan untuk gagal dalam operasi,” kata Mayjen TNI Nugroho.