Home News Pendekatan Lunak dan Tegas pada Teroris Harus Seimbang

Pendekatan Lunak dan Tegas pada Teroris Harus Seimbang

0
161
Waspada, Kelompok Teroris JAD Bisa Memperkeruh Suasana di Papua

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pendekatan lunak dan tegas harus berjalan seimbang untuk mengantisipasi aksi terorisme. Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta menilai bahwa terdapat beberapa wujud pendekatan lunak dan tegas yang bisa diterapkan untuk menangani terorisme.

“Hard approach diterapkan untuk kelompok yang telah melanggar hukum dengan melakukan kekerasan dan membahayakan masyarakat,” kata Stanislaus Riyanta kepada Mata Indonesia News, Rabu 10 Maret 2021.

Pendekatan ini bisa dilakukan terhadap kelompok teroris yang tidak segan melakukan kekerasan dan membahayakan masyarakat. Seperti halnya kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso. Organisasi pimpinan Ali Kalora ini sangat membahayakan sehingga pendekatan tegas dilakukan oleh aparat keamanan.

Selain itu, pendekatan lunak atau soft approach juga digunakan untuk mengantisipasi pergerakan terorisme. Upaya ini dilakukan terhadap oknum yang masih dalam fase belum melakukan tindak kejahatan yang membahayakan nyawa masyarakat.

“Soft approach untuk kelompok yang sudah mulai tertarik, mendalami atau bergabung dengan kelompok ideologi radikal tapi belum melakukan kekerasan atau perbuatan melanggar perbuatan hukum lainnya,” kata Stanislaus.

Namun saat ini pendekatan yang bersifat lunak masih menjadi prioritas terutama dalam proses deradikalisasi. Pendekatan jenis ini dilakukan baik di dalam penjara maupun setelah mantan narapidana teroris (napiter) keluar dari penjara.

Proses deradikalisasi di luar penjara tetap harus dilakukan supaya mantan napiter tidak terjebak lagi ke dalam kelompok lamanya.

 

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here