Pencarian Helikopter TNI AD Nihil di Hari Ke-12, Mau Sampai Kapan?

Baca Juga

MINEWS, PAPUA – Tim SAR dan TNI AD masih belum menemukan helikopter MI-17 yang hilang di Papua. Padahal, pencarian sudah dilakukan selama 12 hari melalui udara maupun darat, hasilnya masih nihil.

Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Dax Sianturi berkata pencarian udara dilakukan menggunakan dua pesawat, yakni heli Bell 412 dan pesawat CN-235 MPA.

Namun, lagi-lagi faktor cuaca menjadi kendala utama, terutama di wilayah Oksibil yang cenderung mendung dan hujan, memaksa tim pencari hanya melakukan 2 sortie penerbangan pencarian saja.

Masing-masing sortie penerbangan selama sekitar 90 menit. Pesawat CN-235 MPA melakukan 1 kali sortie penerbangan dengan menyusuri rute pencarian Sentani-Oksibil-Sentani selama 2 jam 30 menit,” ucap Dax Sianturi dalam keterangan resminya, Selasa 9 Juli 2019.

Ia juga menjelaskan pencarian melalui darat yang masih dilakukan.Petugas menyisir beberapa wilayah yang diduga menjadi titik menghilangnya pesawat, terutama di wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang masih dilakukan di sekitar Distrik Oksop, Okbape, Weime dan Okaom. Sedangkan pencarian di Kabupaten Jayapura dilakukan ke arah Kampung Kaureh.

Hingga Selasa pukul 16.00 WIT, hasil pencarian baik melalui udara maupun darat belum menemukan tanda-tanda keberadaan heli MI-17 nomor registrasi HA-5138.

“Pencarian akan dilanjutkan esok hari (Rabu 10 Juli 2019),” kata Dax Sianturi.

Sebelumnya, helikopter MI-17 dengan nomor registrasi HA-5138, yang membawa 12 penumpang dan kru, hilang pada Jumat 28 Juni 2019 lalu. Heli itu terbang dari Oksibil menuju Jayapura pada pukul 11.44 WIT.

Sesaat setelah terbang, pukul 11.49 WIT, pilot sempat mengucapkan terima kasih setelah melaporkan bahwa heli berada di ketinggian 7.800 kaki, 6 mil laut ke utara.

Namun, selang 1 jam, tak ada kabar dari heli tersebut. Pukul 13.19 WIT, petugas di Bandara Sentani mengontak Bandara Oksibil untuk menanyakan keberadaan helikopter milik TNI Angkatan Darat tersebut dan tak ada respons.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini