MATA INDONESIA, JAKARTA – Penasehat senior masalah Papua, Michael Manufandu menilai bahwa masih banyak pejabat di Indonesia yang tidak menguasai permasalahan di Papua secara mendalam. Hal inilah yang menjadi salah satu hambatan besar untuk menyelesaikan permasalahan di Papua.
“Pejabat kita tidak menguasai permasalahan di Papua secara mendalam,” kata Michael kepada Mata Indonesia News, Selasa 25 Mei 2021.
Padahal, apabila pejabat di Indonesia memahami permasalahan Papua secara keseluruhan, ruang dialog bisa berjalan dengan optimal dan efektif yaitu yang berorientasi pada kepentingan masyarakat Papua.
“Kalau mau serius banyak kok orang Papua yang mau diajak bicara dan berdialog. Orang-orang Papua itu lemah lembut dan mau diajak omong,” kata Penasehat Senior Papua ini.
Hal ini tidak lepas dari permasalahan di Papua yang kompleks mulai dari kesejahteraan hingga keamanan. Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Dr Cahyo Pamungkas menilai bahwa masalah di Papua yang kompleks disebabkan banyaknya aktor politik yang berpengaruh kuat, baik gerakan sipil politik maupun gerakan sipil politik bersenjata.
“Ada kelompok bersenjata, dari OPM tahun 1965 kemudian misalnya koordinasi dan pembentukan TPNPB OPM 2006, kemudian ada Dewan Militer TPNPB, ada komando nasional. Ini menunjukkan kompleksitas aktor politik di Papua,” kata Prof Dr Cahyo Pamungkas.
Meski kompleks, namun penyelesaian masalah melalui ruang dialog yang melibatkan seluruh pihak dinilai bisa menjadi solusi untuk mengatasi masalah di Papua.