MATA INDONESIA, AMSTERDAM – Belanda melarang sebagian besar iklan daging sapi di ruang publik disebabkan dampak iklim makanan.
PBB mengatakan bahwa sektor peternakan menghasilkan lebih dari 14 persen gas rumah kaca buatan manusia termasuk metana.
Menurut Ziggy Klazes, anggota dewan dari GroenLinks mengatakan “Daging sangat berbahaya bagi lingkungan. Kami tidak dapat memberi tahu orang-orang bahwa ada krisis iklim dan mendorong mereka untuk membeli produk yang merupakan bagian darinya,” melansir dari BBC.
Pemerintah Belanda hingga saat ini belum memutuskan apakah daging yang diproduksi secara berkelanjutan akan termasuk larangan iklan atau tidak.
Usulan larangan iklan tersebut juga didukung oleh anggota parlemen dari partai Christian Democratic Challenge.
Adanya larangan tersebut menyebabkan munculnya reaksi cepat dari industri daging. Mereka menganggap bahwa pihak yang berwenang bertindak terlalu jauh sehingga mengira bahwa keputusan tersebut merupakan keputusan yang terbaik.
Ini dapat menjadi wujud dari pelanggaran kebebasan berwirausaha yang tidak dapat diterima. Nantinya kebijakan ini dapat berakibat fatal bagi semua sektor peternakan baik sapi,domba,maupun babi.
Herman Broring,seorang profesor hukum dari Universitas Groningen, mengatakan bahwa larangan tersebut dapat melanggar kebebasan berekspresi dan menyebabkan tuntutan hukum dari para pedagang grosir.
Menurut data statistik Belanda, sekitar 95 persen masyarakat Belanda mengonsumsi daging,namun lebih dari setengahnya tidak memakannya setiap hari.
Sebelumnya Pemerintah Belanda di Amsterdam dan Den Haag juga telah melarang iklan untuk industri penerbangan dan bahan bakar fosil.
Daging sapi memang menghasilkan emisi gas tumah kaca paling banyak,termasuk juga menghasilkan metana. Selanjutnya da domba yang 50 persen lebih rendah emisinya dibanding daging sapi.