Pembekuan Darah Vaksin Johnson & Johnson Mirip Astrazeneca

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Regulator keamanan obat federal telah merekomendasikan untuk menghentikan penggunaan vaksin COVID-19 buatan Johnson & Johnson setelah enam perempuan mengalami pembekuan darah usai vaksinasi.

Dari enam perempuan yang mengalami pembekuan, satu meninggal dunia dan satu lagi dirawat di rumah sakit. Para ahli masih menyelidiki apakah vaksin Johnson & Johnson itu penyebab kejadian ini.

Administrasi Makanan dan Obat atau The Food and Drug Administration (FDA) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penghentian penggunaan vaksin tersebut.

Gumpalan atau pembekuan darah yang dialami oleh enam perempuan tersebut tampak mirip dengan gumpalan langka dan tidak biasa yang dilaporkan pada segelintir orang yang menerima vaksin AstraZeneca.

“Dalam kasus ini, orang mengalami pembekuan di lokasi yang tidak biasa, seperti pembekuan pembuluh darah di otak dan perut. Mereka mengembangkan jumlah trombosit yang rendah dan telah membentuk antibodi tingkat tinggi terhadap trombosit,” jelas Dr. Robert Bona, ahli hematologi Yale Medicine dan profesor kedokteran di Yale School of Medicine, melansir Healthline.

Baik vaksin AstraZeneca dan Johnson & Johnson adalah vaksin adenovirus. Dalam jenis vaksin ini, versi virus yang dimodifikasi (juga disebut vektor) digunakan untuk menyampaikan instruksi ke sistem kekebalan untuk membantu mencegah infeksi.

Menurut Dr. Amesh Adalja, seorang sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security dan ahli penyakit menular, kesamaan gumpalan langka yang dilaporkan setelah suntikan Johnson & Johnson dan AstraZeneca mungkin menunjukkan bahwa vektor adenovirus ini terkait dengan risiko terjadinya pembekuan darah.

“Vektor ini dapat, pada individu tertentu, menghasilkan antibodi yang mengganggu fungsi platelet dan menghasilkan kondisi yang mirip dengan trombositopenia yang diinduksi heparin. Kondisi ini dapat didiagnosis dan diobati,” kata Dr, Amesh Adalja.

Dari hampir 7 juta orang yang menerima vaksin Johnson & Johnson, enam di antaranya mengalami pengumpalan darah. Dr. Bona menambahkan bahwa risiko mengalami pembekuan darah setelah vaksinasi sejatinya cukup kecil, tetapi jelas bagi orang yang mengalami hal ini sangat serius.

Sejauh ini, virus corona telah menewaskan lebih dari 3 juta jiwa di dunia. Amerika menjadi negara terdampak pertama di dunia dengan 31,6 juta kasus virus corona dan sebanyak 566 ratus jiwa meninggal dunia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini