MATA INDONESIA, DENPASAR – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera) terus melanjutkan pembangunan Jalan Pintas (Shortcut) ruas Mengwitani-Singaraja.
Pembangunan jalan pintas yang menghubungkan wilayah Bali bagian Selatan dan Utara tersebut akan mengurangi kelokan dan kemiringan yang ada, sehingga menjadi lebih landai dan memperpendek jarak tempuhnya.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan, pengembangan jalan yang menghubungkan dari Mengwi ke Singaraja tersebut sangat dibutuhkan karena saat ini kondisinya sempit dan berkelok-kelok. Jalan pintas tersebut dibangun pada 10 titik (lokasi) dengan biaya APBN sebesar Rp 968,26 miliar.
”Dari 10 lokasi diprioritaskan yang titik 5 dan 6, karena ada 15 kelokan dengan shortcut jadi hanya 5 kelokan. Selain itu juga tanjakannya yang tadi 10 -15 derajat sehingga kerap macet dan tidak nyaman, nantinya turun lebih landai tingkat kemiringannya menjadi sekitar 6 derajat,” kata Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Saat ini Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali, Ditjen Bina Marga telah memulai kelanjutan pembangunan jalan pintas (shortcut) tersebut. Berada di titik 7 dan 8 dengan peletakan batu pertama (groundbreaking) pada awal September 2021 lalu.
Kepala Pelaksanaan Jalan Jawa Timur–Bali, Achmad Subki menyatakan, kelanjutan pembangunan dilaksanakan pada ruas jalan titik 7A, 7B, 7C. Panjang jalannya 601 meter (m). Sementara di titik 8 sepanjang 1.564 m yang termasuk pembangunan jembatan di dalamnya sepanjang 160 m.
“Di titik ini nantinya akan dibangun tempat istirahat sementara (rest area) atau Ajung Pandang di Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng. Selain itu juga akan dibangun Monumen Ki Barak Panji Sakti. Monumen ini merupakan tokoh seorang raja kebanggaan warga Buleleng sebagai ikon pada area taman dan parkir,” kata Subki.
kelanjutan pembangunan jalan pintas ini akan memangkas waktu tempuh dan mengurangi titik rawan kecelakaan. “Kami terus upayakan perbaikan geometrinya, baik horizontal dan vertikal,” katanya.