MATA INDONESIA, JAKARTA-Pembangunan infrastruktur ibu kota baru dikatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani harus sejalan dengan pemulihan ekonomi ekonomi nasional. Pasalnya, kedua agenda prioritas pemerintah tersebut akan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“2022, Presiden menetapkan bahwa kondisi penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi tetap jadi prioritas,” katanya.
Menurutnya, APBN harus dijaga dengan sangat hati-hati lantaran sangat penting untuk penanganan covid, pemulihan ekonomi, perlindungan sosial hingga mengantisipasi gejolak global. Termasuk membangun infrastruktur dasar di ibu kota baru.
“Ini faktor yang akan mendominasi rancangan APBN kita di 2022, dengan mengantisipasi Undang-undang IKN, terutama 2023 dan 2024, seperti untuk Pemilu,’ katanya.
Pemerintah juga memanfaatkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebagai sumber pembiayaan dalam percepatan pembangunan sekaligus mendorong pengembangan pasar keuangan syariah dalam negeri.
Penerbitan Project Based SBSN/Sukuk Negara untuk membiayai langsung pembangunan proyek-proyek Pemerintah (earmarked) telah dilakukan sejak 2013.
Total pembiayaan proyek SBSN sampai 2022 mencapai Rp175,38 triliun dengan jumlah proyeknya lebih dari 4.247 proyek yang tersebar di seluruh provinsi. Alokasi terbesar dari SBSN digunakan untuk proyek pembangunan infrastruktur transportasi, jalan-jembatan, dan sumber daya air yang jumlahnya mencapai Rp144,26 triliun 82,25 persen.
Secara umum perkembangan SBSN sebagai salah satu sumber dana APBN cukup menggembirakan. Di tengah situasi pandemi covid-19, realisasi pembiayaan proyek melalui SBS 2021 dinilai masih cukup baik yaitu sebesar 85,52 persen.
Selanjutnya, sisa pekerjaan seluruh proyek tersebut akan dilanjutkan penyelesaiannya dengan fasilitas lanjutan/luncuran pada 2022.
“SBSN ini ke depan dapat menjadi salah satu pilar utama instrumen APBN untuk pembangunan nasional, dan sekaligus juga menjadi instrumen utama di pasar keuangan nasional,” katanya.