MATA INDONESIA, JAKARTA-Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan volatilitas harga energi primer merupakan benang merah dari meluasnya krisis energi fosil.
“Krisis energi memberikan pelajaran bagi Indonesia untuk mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan,” ujarnya di Jakarta, Selasa 12 Oktober 2021.
Menurutnya, cadangan energi terbarukan di Indonesia yang melimpah merupakan kekuatan bagi Indonesia untuk berpindah dari energi fosil.
Untuk mencegah bertumpu pada satu sumber energi saja, Indonesia perlu melakukan diversifikasi pasokan energi dan meningkatkan energi efisiensi.
Dalam upaya meningkatkan bauran energi terbarukan, maka pemerintah perlu memikirkan penyimpanan energi dalam durasi yang lama. Interkoneksi antar pulau dibutuhkan untuk mengatasi perbedaan permintaan energi antar pulau.
“Selanjutnya dalam perencanaan peta jalan transisi energi, perlu pula menyiapkan instrumen safeguard untuk melindungi akses energi bagi keluarga miskin,” ujarnya.
Dia berpendapat agar setiap pihak dapat mengkomunikasikan dengan benar tentang krisis energi yang terjadi di negeri Britania Raya dan Eropa, sehingga tidak ada kesalahan informasi yang menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Indonesia tidak perlu khawatir terhadap krisis energi yang terjadi di Eropa, China, Inggris, India, karena Indonesia mempunyai keunggulan untuk merancang transisi energi menuju dekarbonisasi lebih awal dengan lebih baik,” katanya.