Pemain Garuda Select Ungkap Perbedaan Latihan di Indonesia dan Inggris

Baca Juga

MATA INDONESIA, LOUGHBOROUGH – Skuad Garuda Select telah menjalani latihan di Inggris selama sebulan. Mereka merasakan perbedaan metode latihan di Inggris dengan di Indonesia.

Garuda Select angkatan tiga rencananya tak hanya berlatih di Inggris tapi juga di Jerman. Tapi, kasus Covid-19 yang masih tinggi di Eropa, termasuk Inggris, membuat latihan terganggu. Pasalnya, pemerintah Inggris memberlakukan lockdown.

Meski demikian, pemain-pemain Garuda Select sudah bisa merasakan perbedaan latihan di Indonesia dan Inggris. Salah satu perbedaannya dari segi latihan fisik.

“Selama di sini latihan lebih ketat dan kesalahan harus diminimalisir. Fisik pemain juga lebih diperhatikan agar para pemain bisa tampil kuat hingga peluit panjang dibunyikan,” ujar Roki.

“Perbedaan sangat terasa terutama di intensitas latihan. Di Inggris, intensitas lebih tinggi dan keras. Selain itu, soal makanan juga sangat diperhatikan dimana menu yang disajikan bergizi untuk atlet. Disiplin jadi hal nomor satu di sini, baik di dalam maupun luar lapangan,” timpal Dustin Pratama Bramantio.

Sementara itu, Ibnul Mubarak bercerita di Indonesia ia tidak latihan setiap hari. Ini berbeda dengan di Program Garuda Select yang latihan sangat intens.

“Saya harus kerja keras dan tanggung jawab untuk mengikuti metode latihan yang diberikan pelatih. Sangat beda jauh, di Indonesia bersama SSB saya latihan seminggu tiga kali, sementara di Garuda Select sehari dua kali,” ungkap Ibnul.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini