MATA INDONESIA, JAKARTA-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membuka peluang investasi teknologi pita lebar bagi investor lokal maupun internasional.
Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kominfo, Ismail, mengatakan investasi dibutuhkan untuk membangun akses konektivitas digital yang merata di seluruh daerah seiring peningkatan kebutuhan telekomunikasi masyarakat.
“Indonesia adalah negara berkembang yang luas dengan 17.000 pulau membutuhkan pemerataan akses konektivitas, terutama untuk konsumsi industri dan rumah tangga,” katanya.
Menurutnya, akses konektivitas merupakan hal penting dalam percepatan transformasi digital, seperti arahan Presiden Joko Widodo.
Transformasi digital, kata Ismail, membutuhkan upaya kolektif untuk menjembatani kesenjangan digital, yang semakin meningkat karena sebagian masyarakat harus mengurangi akses internet sebagai dampak ekonomi pada saat pandemi.
Upaya ini juga merupakan langkah Kementerian Kominfo dalam mewujudkan target Advokasi Broadband Commission 2025 International Telecomunications Union (ITU).
“Pada 2025 seluruh negara diharapkan dapat memberikan kebijakan pitalebar universal, keterjangkauan layanan broadband, mendorong setiap orang memiliki akses online, literasi dan keterampilan digital, layanan keuangan digital, e-commerce dan kesetaraan gender dalam mengakses layanan,” katanya.
Oleh karenanya Investasi jaringan pita lebar, untuk penetrasi Fixed Broadband dan Mobile Broadband, diharapkan bisa meningkatkan kemampuan negara memitigasi risiko kerusakan ekonomi akibat pandemi covid-19.
Lebih lanjut Dirjen SDPPI Kominfo menjelaskan, pihaknya juga telah mengembangkan infrastruktur telekomunikasi dan digital, termasuk membangun jaringan 5G oleh tiga operator telekomunikasi seluler di 13 kota sejak 27 Mei 2021.
Seluruh spektrum frekuensi jaringan 5G yang tersedia pada akhir 2021 diperkirakan akan memacu pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) hingga Rp2.874 triliun dan mencapai Rp3.549 triliun pada 2035.
“Peningkatan Produktivitas 9,7 juta per kapita di 2030 dan sebesar 11,6 Juta per kapita pada 2035,” katanya.
Implementasi jaringan 5G di Indonesia, bahkan diproyeksi bisa menigkatkan investasi hingga Rp591 triliun 2030 dan meningkat menjadi Rp719 triliun di 2035, yang akan memunculkan penambahan peluang kerja sebanyak 4,6 juta pada 2030 dan 5,1 juta peluang kerja pada 2035.
Peluang ekonomi dan dampak implementasi 5G diharapkan bisa menarik minat investor dalam dan luar negeri untuk meningkatkan investasi di Indonesia.