MATA INDONESIA, JAKARTA – Prancis dikejutkan dengan serangan penusukan yang dilakukan seorang pemuda berusia 21 tahun. Penyerangan terjadi di sekitar Gereja Notre Dame Basilica, di Kota Nice, Prancis.
Belakangan diketahui bahwa pria tersebut bernama Brahim Aouissaoui asal Tunisia. Tersangka memiliki dokumen Palang Merah Italia yang diterbitkan setelah ia tiba menggunakan sebuah kapal imigran di Pulau Lampedusa, Italia bulan lalu.
Usai dikarantina, pelaku diperintahkan untuk keluar dari wilayah Italia. Dia kemudian tiba di Prancis awal Oktober hingga kemudian penyerangan terjadi.
Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas, dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka dalam peristiwa tersebut. Serangan sendiri terjadi pada Kamis pagi (waktu setempat) sebelum Misa.
Kepala Jaksa Anti-Teroris Jean-Francois Ricard mengatakan pelaku penyerangan tidak masuk dalam radar badan intelijen dan juga tidak termasuk dalam daftar orang dengan potensi ancaman.
“Kami menemukan Al Qur-an dan dua telepon, pisau yang digunakan pelaku. Kami juga menemukan tas yang ditinggalkan oleh penyerang. Di samping tas ini ada dua pisau yang tidak digunakan dalam penyerangan,” kata Kepala Jaksa Anti-Teroris Jean-Francois Ricard, melansir Reuters, Jumat, 30 Oktober 2020.
Penyerangan terjadi di tengah polemik statement Presiden Prancis, Emmanuel Macron yang mengizinkan majalah Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad SAW. Usai peristiwa ini, pemerintah Prancis meningkatkan level keamanan, setidaknya sebanyak 7 ribu personel keamanan dikerahkan untuk menjaga gereja di Prancis.