MATA INDONESIA, WASHINGTON – Seorang hakim di Amerika Serikat (AS) mengabulkan pembebasan tanpa syarat John W. Hinckley Jr. pada Juni 2022. Sebagaimana diketahui, Hinckley merupakan salah satu pelaku penembakan mantan Presiden Ronald Reagan di luar sebuah hotel D.C.
Putusan hakim muncul setelah Departemen Kehakiman setuju untuk mengakhiri pengadilan dan pengawasan medis terhadap Hinckley, yang dibebaskan dari rumah sakit jiwa pemerintah untuk tinggal bersama ibunya di Williamsburg pada 2016.
“Pada titik ini, bola ada di tangan Tuan Hinckley. Pemerintah setuju jika dia terus melakukan apa yang seharusnya dia lakukan mulai saat ini hingga Juni 2022, dia akan diberikan pembebasan tanpa syarat,” kata Asisten Jaksa Kacie Weston, melansir Washington Post.
Hakim Distrik AS Paul L. Friedman mengatakan bahwa ia akan mengeluarkan perintah pembebasan tertulis dalam beberapa hari mendatang, yang akan berlaku setelah Hinckley menyelesaikan periode pengamatan dalam 9 bulan terakhir.
“Jika dia tidak mencoba membunuh presiden, dia akan dibebaskan tanpa syarat sejak lama sekali,” kata Friedman. “Tetapi semua orang sekarang merasa nyaman setelah semua studi, semua analisis dan semua wawancara, dan semua pengalaman dengan Mr. Hinckley.”
Dalam sebuah pernyataan, Yayasan dan Institut Kepresidenan Ronald Reagan mengaku sedih mendengar keputusan tersebut. Menurut mereka, Hinckley masih menjadi sosok ancaman.
“Berlawanan dengan keputusan hakim, kami percaya John Hinckley masih menjadi ancaman bagi orang lain dan kami sangat menentang pembebasannya. Harapan kami adalah Departemen Kehakiman akan mengajukan mosi ke pengadilan yang mengarah pada pembalikan keputusan,” demikian pernyataan Yayasan dan Institut Kepresidenan Ronald Reagan.
Hinckley berusia 25 tahun ketika ia menembak Reagan, sekretaris pers Gedung Putih James Brady, dan dua orang lainnya dengan enam peluru “Devastator” yang meledak dari pistol kaliber 22. Juri federal memutuskan Hinckley tidak bersalah dengan alasan gangguan jiwa tahun 1982.
Hinckley kemudian dibebaskan dari Rumah Sakit St. Elizabeths di Washington tahun 2016 di bawah sejumlah kondisi medis, perjalanan, dan kondisi lainnya setelah dokter dan pengadilan Hinckley menemukan bahwa dia tidak lagi membahayakan dirinya sendiri atau orang lain.
Pada 2018, seorang hakim mencatat bahwa tidak ada masalah dengan perilaku Hinckley dan mengizinkannya untuk tinggal bersama sang ibu. Frekuensi kehadiran di pengadilan yang diperlukan dan kunjungan dengan tim perawatannya juga berkurang.
Pada Agustus 2020, tim medis Hinckley dengan Departemen Kesehatan Perilaku D.C. menyatakan kepuasannya dengan kepatuhannya Hinckley. Mereka bahkan mulai merekomendasikan pembebasan penuh dan penghapusan semua kondisi.
“Penyakit mentalnya dalam keadaan remisi penuh, stabil dan lengkap dan telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade,” kata pengacaranya, Barry Wm. Levine.