PBNU Soal WNI Eks ISIS: Mereka Pembunuh, Ngapain Diramahin!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyatakan sikap menolak wacana pemulangan WNI eks ISIS yang kini berada di Timur Tengah.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj berkata, tak ada satu negarapun yang pernah memulangkan warganya yang telah bergabung dengan ISIS. Ia meminta pemerintah tidak bersikap ramah, mengingat segala kerusakan yang telah ditimbulkan para teroris tersebut.

“Mereka sudah meninggal kewarganegaraan dengan kemauan sendiri, ngapain. Semua negara yang warga negaranya berangkat ke ISIS semua ditolak pulang. Saudi menolak warga negaranya, Pakistan juga menolak. Mereka pembunuh, pembantai, pemerkosa ngapain diramahin,” ujar Said Aqil di Jakarta, Sabtu 8 Februari 2020.

Ia berkata, WNI yang bergabung dengan ISIS atau organisasi teroris apapun di luar negeri artinya telah meninggalkan kewarganegaraannya, sehingga tak ada alasan untuk dipulangkan.

“Saya tidak setuju, mereka meninggalkan negara dan sudah membakar paspornya. Mereka mengatakan kita ini togut, terutama NU yang dibilang pendukung togut,” ujar Said di Jakarta, Sabtu 8 Februari 2020.

Sebelumnya pemerintah akan membahas nasib WNI yang teridentifikasi merupakan mantan teroris lintas batas di Timur Tengah. Menurut Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko, masalah pemulangan WNI eks ISIS ini pun akan dibahas oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas.

Namun, Jokowi dalam sebuah pidato mengatakan, ia tak setuju sama sekali terhadap rencana pemulangan WNI eks ISIS.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini