MATA INDONESIA, VATIKAN – Paus Fransiskus memimpin doa untuk perdamaian di Ukraina. Ia juga menyerukan agar Ukraina-Rusia menyelesaikan konflik yang kian memanas dengan dialog.
Pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan itu juga meminta seluruh umat manusia dari seluruh agama untuk berdoa demi mengakhiri krisis Ukraina-Rusia. Paus juga mengatakan bahwa ketegangan kedua negara itu mengancam keamanan Eropa dan mempertaruhkan dampak yang signifikan.
“Saya meminta Anda untuk berdoa bagi perdamaian di Ukraina dan untuk sering melakukannya sepanjang hari,” kata Paus Fransiskus seraya menambahkan bahwa ia berharap luka, ketakutan, dan perpecahan dapat diatasi, melansir Reuters.
Ketika orang-orang berdoa untuk Ukraina, Paus Fransiskus mengatakan dia berharap hari ini naik ke surga menyentuh pikiran dan hati para pemimpin dunia, sehingga dialog dapat berlangsung dan kebaikan bersama ditempatkan di atas kepentingan partisan.
Lebih dari 5 juta orang tewas di Ukraina selama Perang Dunia Kedua. Selain ada begitu banyak kekejaman, perang juga hanya menyebabkan penderitaan dan kelaparan bagi warga sipil yang tak berdosa, kata Paus Fransiskus.
Pada awal 1930-an, diperkirakan sebanyak 3-4 juta warga Ukraina meninggal dunia ketika dictator Uni Soviet, Joseph Stalin memberlakukan kolektivisasi pertanian dan kebijakan lain yang bertujuan menghancurkan nasionalisme Ukraina.
Tragedi yang diakui sejumlah negara sebagai bentuk genosida ini disebut Holodomor dan juga dikenal sebagai Terror-Famine atau Great Famine.
“Mereka adalah orang-orang yang menderita,” kata paus tentang warga Ukraina.
Para pemimpin Barat telah meningkatkan persiapan militer dan membuat rencana untuk melindungi Eropa dari kejutan pasokan energi potensial jika Rusia menginvasi Ukraina.
Sementara itu, para diplomat tinggi AS dan Rusia gagal membuat terobosan besar dalam pembicaraan untuk menyelesaikan krisis di Jenewa Swiss pada pekan lalu, meskipun mereka setuju untuk terus mengadakan dialog.