MINEWS.ID, JAKARTA – Memiliki kekurangan bukan berarti tidak bisa berhasil. Syaratnya cuma satu yaitu perjuangan all out seperti Muhammad Rafiq Izzat yang mengaku lamban dalam belajar. Maka tidak peduli harus 18 kali gagal pada tugas akhir, sehingga akhirnya menyelesaikan pendidikan ilmu hukum.
Bukan cuma saat menyusun tugas akhir, dia juga tidak malu dan minder harus berkuliah selama 11 semester karena belasan mata kuliah harus diulangnya hingga memperoleh nilai baik dari Fakultas Hukum Universitas Teknologi Mara Malaysia.
“Aku adalah mahasiswa yang lamban saat di Fakultas Hukum. Aku harus mengulang 2-3 kali untuk tugas-tugas tertentu. Tetapi semakin Aku mengalami kegagalan, apa yang aku pelajari semakin membekas di kepalaku. Aku bahkan mengalami 18 kali kegagalan sebelum akhirnya bisa lulus dari,” cerita Rafiq melalui akun twitternya.
Tekanan semakin berat dia rasakan setelah teman-temannya satu angkatan menyelesaikan kuliahnya selama delapan semester atau empat tahun saja. Apalagi, ketika Rafiq masih bergulat dengan nilai mata kuliah yang jeblok, teman-temannya sudah memulai karir di kantor-kantor biro hukum.
Kepada Malay Mail, Rafiq bahkan pernah merasa sangat putus asa menyelesaikan kuliahnya karena tekanan sosial tersebut hingga pada satu titik dia memutuskan untuk bunuh diri.
Caranya, saat mengendarai mobil, sangat ingin rasanya Rafiq menabrakkan ke kendaraan yang berlawanan arah untuk melepaskan ketegangan.
Namun, hati kecilnya mencegah dia merasa berbuat zalim terhadap diri sendiri, karena cara itu justru akan menambah masalah.
Beruntung orang tua dan dosen-dosennya tidak membully, tetapi justru memberi semangat kepada Rafiq sehingga dia bisa meraih sarjana hukum pada 2013.
Kisah Rafiq itu memberi pelajaran agar kita tidak terlalu cepat menyerah pada kondisi yang sedang dihadapi. Untuk melaluinya jangan ragu terus bangkit dari kegagalan seberapa pun banyaknya. Rafiq sudah membuktikan.
