MATA INDONESIA, KABUL – Resmi memerintah Afghanistan pada 15 Agustus 2021, Taliban melakukan berbagai gebrakan. Sebelumnya, Taliban menunjuk 44 anggotanya untuk memegang peran kunci, termasuk posisi gubernur provinsi dan kepala polisi.
Terbaru, Taliban memutuskan mengganti patung pemimpin Hazara yang dinyatakan sebagai martir nasional oleh pemerintah sebelumnya dengan replika Al-Quran. Sebuah langkah yang bagi warga Bamiyan dapat memicu kekerasan.
Patung asli menggambarkan Abdul Ali Mazari, seorang pemimpin minoritas Syiah yang terbunuh saat dia menjadi tahanan Taliban selama masa kekuasaan pertama mereka. Patung itu dihancurkan oleh granat berpeluncur roket segera setelah Taliban kembali berkuasa pada Agustus.
Interpretasi ketat Taliban terhadap Islam melarang bentuk manusia digambarkan dalam lukisan dan patung. Banyak bisnis telah menghapus atau menutupi papan reklame dan poster yang menampilkan orang-orang sejak pengambilalihan grup.
“Kemarin, patung itu dicopot seluruhnya dan diganti dengan replika Alquran. Mereka mencoba menghapus sejarah dari Bamiyan, orang-orang akan bereaksi keras terhadap ini,” kata Abdul Danishyar, aktivis masyarakat sipil di Bamiyan, melansir France24.
Patung Mazari berdiri di alun-alun pusat Bamiyan, tempat Taliban menghancurkan dua patung Buddha besar berusia 1.500 tahun tahun 2001. Kejadian itu tepat sebelum invasi Amerika Serikat (AS) yang menggulingkan pemerintahan pertama Taliban.
Abdul Ali Shafaq, seorang anggota dewan provinsi Bamiyan, mengatakan bahwa dia akan berbicara dengan para pejabat Taliban dan mendesak mereka untuk membatalkan langkah tersebut.
“Ini adalah masalah yang sangat sensitif, mungkin memicu reaksi. Orang-orang di Bamiyan menyukai Mazari, mereka membuat patung baru untuk menggantikan yang hancur sebagian,” kata Abdul Ali Shafaq.
Mazari, seorang pemimpin milisi yang sangat anti-Taliban, terbunuh tahun 1995 setelah ditawan oleh Taliban. Berdasarkan laporan, Mazari ditembak Taliban setelah dia mencoba merebut senjata salah satu pengawalnya saat dipindahkan dengan helikopter.
Dia secara resmi dinobatkan sebagai “Martir untuk Persatuan Nasional Afghanistan” oleh presiden terguling Ashraf Ghani pada 2016.