Pasukan Perdamaian Pimpinan Rusia Mulai Tinggalkan Kazkhstan

Baca Juga

MATA INDONESIA, ALMATY – Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev mengatakan bahwa penjaga perdamaian dari Collective Security Treaty Organization (CSTO) yang dipimpin Rusia akan meninggalkan negara kaya minyak itu dalam dua hari ke depan.

Sebagaimana diketahui, Presiden Tokayev meminta Moskow untuk mengirimkan aliansi militer – yang terdiri dari enam negara bekas Uni Soviet, yakni Belarusia, Kirgistan, Tajikistan, Armenia, dan tentu saja Rusia dan Kazakhstan, untuk meredam aksi demonstrasi yang terjadi sejak awal tahun 2022 dan upaya kudeta.

Dalam sidang parlemen, Presiden Tokayev mengatakan bahwa ia menunjuk seorang pegawai negeri senior, Alikhan Smailov untuk menduduki jabatan Perdana Menteri Kazakhstan.

Selain itu, Presiden Tokayev berbicara mengenai insiatif untuk mempersempit kesenjangan kekayaan, menaikkan pajak di sektor pertambangan, dan memberantas korupsi dalam belanja negara.

“Misi utama pasukan penjaga perdamaian CSTO telah berhasil diselesaikan,” kata Presiden Tokayev kepada parlemen melalui panggilan konferensi video, melansir France24.

“Dalam waktu dua hari, penarikan bertahap kontingen penjaga perdamaian bersatu CSTO akan dimulai. Proses penarikan kontingen akan memakan waktu tidak lebih dari 10 hari,” sambungnya.

Pengerahan ribuan pasukan CSTO pada pekan lalu, sempat memicu spekulasi bahwa misi pasukan keamanan dalam negeri gagal melindungi pemerintah dan Presiden Tokayev.

Kini, pihak berwenang Kazakhstan mengatakan, ketertiban sebagian besar telah dipulihkan di negara berpenduduk 19 juta itu. Di mana hampir 10.000 orang ditahan karena kerusuhan dengan perburuan lainnya masih sedang berlangsung.

Protes damai, kata pihak berwenang, awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar. Namun, kelompok-kelompok yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah membuat demonstrasi berubah menjadi kerusuhan.

Beberapa analis Asia Tengah telah menyatakan bahwa pertikaian intra-klan di antara elit Kazakhstan mungkin telah memainkan peran utama dalam apa yang merupakan kekerasan paling mematikan dalam 30 tahun pasca kemerdekaan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini