MATA INDONESIA, JAKARTA – Pergerakan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terus dikejar oleh pihak TNI-Polri. Selain itu, aparat juga berupaya untuk menghentikan pasokan persenjataan dari kelompok tersebut.
Menurut Pengamat terorisme Al Chaidar, melihat rangkaian aksi yang dilancarkan KSTP beberapa waktu terakhir ini menunjukkan bahwa mereka masih memiliki amunisi persenjataan.
”Sumber pemasoknya ini tentunya perlu dicari,” ujarnya, Senin 23 Agustus 2021.
Mengingat pasokan persenjataan KSTP di dalam negeri sudah dbongkar oleh aparat, maka besar kemungkinan aliran persenjataan tersebut didapatkan dari negara lain.
“Bisa jadi negara yang berada di Asia-Pasifik yang selama ini memberikan dukungan ke kelompok itu. Kalau bukan dari luar negeri, dari mana lagi?” katanya.
Al Chaidar juga mengungkapkan bahwa dalam sebuah konflik bersenjata, lazimnya mendapatkan dukungan dari negara yang berkepentingan. “Mereka memiliki maksud dan tujuan untuk mendapatkan keuntungan tertentu,” ujarnya.
Ia pun menganjurkan agar kondisi tersebut harus segera diantisipasi. Salah satu caranya dengan memperketat perbatasan di Papua dan Papua Barat.
“Tapi, juga penting meyakinkan setiap negara tetangga untuk tidak turut campur dalam masalah internal Indonesia,” katanya.
Seperti diketahui, April lalu, pemasok senjata KKB bernama Paniel Kogoya ditangkap. Dia diduga menghabiskan Rp 1 miliar untuk memasok senjata. Di antaranya berupa laras panjang M-16 dan SS1 beserta amunisinya.
Kemudian pada Juni, petugas menangkap Ratius Murib yang juga memasok senjata ke KSTP. Bahkan, muncul daftar nama penyumbang dana untuk pembelian senjata itu. Banyak nama pejabat yang dicatut dalam daftar tersebut. Namun, KSTP seperti tidak kehabisan amunisi, meski sudah ada beberapa penangkapan pemasok senjata.