Pasca Tragedi Christchurch, Azan Sholat Jumat akan Disiarkan Secara Nasional di Selandia Baru

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perdana Menteri Jacinda Ardern mengumumkan bahwa Selandia Baru akan mengumandangkan azan sholat Jumat secara nasional pada pekan ini. Hal itu sebagai bentuk solidaritas pasca teror penembakan di dua masjid Christchurch.

Ardern mengungkapkan, sejak tragedi penembakan pada Jumat lalu itu, banyak warga Selandia Baru menunjukkan dukungannya bagi komunitas muslim setempat.

Banyak warga ingin masyarakat muslim di sana tetap leluasa dan nyaman beribadah. Mereka juga ingin ada momen peringatan sepekan pasca tragedi tersebut.

“Untuk menanggapi ini, akan ada mengheningkan cipta selama dua menit pada Jumat ini. Kami juga akan menyiarkan panggilan untuk salat secara nasional melalui TVNZ dan RadioNZ,” ujar Ardern dikutip dari TVNZ, Rabu, 20 Maret 2019.

Usai pengumuman ini, PM Ardern semakin diperbincangkan di jagad maya. Sebelumnya, ia banyak dipuji karena cepat tanggap dalam merespon serangan teror di Christchurch.

Berita Terbaru

Respon Cepat Pemerintah Kunci Keberhasilan Hadapi Karhutla

Oleh: Ricky Rinaldi Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan salah satu bencana ekologis yang kerapmenjadi ancaman serius di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Namun, tahun 2025 ini, Indonesia menunjukkan kemajuan signifikan dalam mengendalikan karhutla berkat respon cepatdari pemerintah, khususnya pemerintah daerah. Keberhasilan ini bukan hanya hasil kebetulan, melainkan buah dari sinergi lintas sektor, kesiapsiagaan, serta kerja kolaboratif antara berbagaielemen seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Manggala Agni, damkar, dan masyarakat. Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, menyampaikan bahwa langkah cepat dan sigapmenjadi kunci utama dalam mengendalikan karhutla sebelum api meluas dan sulit dikendalikan. Ia menekankan pentingnya pemadaman sejak api masih kecil agar tidak berkembang menjadikebakaran besar. Ia juga mengingatkan semua pihak agar tetap waspada menghadapi musimkemarau dan tidak lengah dalam menjaga kesiapsiagaan. Sikap proaktif ini terbukti efektif, seperti yang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Karhutla yang melanda kawasan perbukitan Harau berhasil dikendalikan meskipunmenghadapi medan geografis yang sulit, yakni bukit terjal berbatu. Hanya sekitar dua hektarelahan yang terbakar berkat kerja cepat tim gabungan. Hal serupa terjadi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, di mana karhutla seluas 10 hektare berhasil ditangani tanpa meluas lebih jauh. Keberhasilan ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah daerah dan tim tanggap darurat di lapangan. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini