Home News Pasca Pandemi Kebijakan Moneter Sudah Normal Kembali

Pasca Pandemi Kebijakan Moneter Sudah Normal Kembali

0
199

MATA INDONESIA, JAKARTA – Normalisasi kebijakan moneter sudah mulai di berbagai negara di dunia. Menyusul pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 yang mulai melandai.

Bank Indonesia (BI) sudah mulai melakukan melalui suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menjelaskan arah kebijakan moneter dan fiskal untuk tahun 2022 ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan mengatasi dampak normalisasi global.

“Bu Sri Mulyani dan saya terus melakukan koordinasi bagaimana normalisasi kebijakan fiskal dengan defisit fiskal yang menurun tahun ini. Dan juga normalisasi kebijakan moneter tetap bisa memperkuat stabilitas ekonomi,” kata Perry saat Kuliah Umum BI, Senin 21 Maret 2022.

Normalisasi fiskal dan moneter berlangsung secara bertahap tanpa memengaruhi kemampuan sektor riil, kemampuan perbankan untuk tumbuh, dan juga mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Dia mengatakan, untuk kenaikan suku bunga acuan BI akan tetap rendah jika belum ada pertanda kenaikan inflasi. Dengan begitu, kebijakan ini tidak akan membebani perbankan maupun dunia usaha.

”Kebijakan moneter kita akan lebih mengarah kepada pro stability, melalui kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Pengurangan likuiditas secara bertahap, dan suku bunga rendah sampai ada tanda-tanda kenaikan inflasi secara fundamental nantinya,” katanya.

Selain normalisasi moneter, BI juga akan terus melakukan pelonggaran kebijakan makro yaitu dengan mendorong pembiayaan ke sektor riil, digitalisasi, pendalaman pasar keuangan, dan stimulus lainnya untuk mendukung UMKM dan ekonomi syariah.

Perry optimis, Indonesia memasuki masa pemulihan ekonomi tahun ini. Pertumbuhan ekonomi mencapai 4,7-5,5 persen, dengan dukungan kinerja ekspor, konsumsi rumah tangga, investasi non bank, hilirisasi manufaktur, dan penanaman modal asing (PMA).

Dia juga memperkirakan, ketahanan keuangan Indonesia akan semakin kuat, dari sisi perbankan dengan non performing loan (NPL) yang semakin rendah. Kredit tumbuh lebih cepat yaitu 6,6 persen, dan sektor UMKM tumbuh 14,1 persen,

“Insya Allah harga-harga kita stabil dan ketahanan eksternal juga lebih kuat untuk mengatasi dampak global. Yaitu dari ketegangan politik, normalisasi kebijakan moneter dan fiskal, dan risiko pasar keuangan global,” katanya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here