MATA INDONESIA, JAKARTA-Profesor Keuangan dan Investasi IPMI Internasional Business School Roy Sembel mengatakan, keberadaan investor institusi sangat penting untuk menjaga stabilitas pasar dan likuiditas pasar modal Indonesia. Investor ini juga dinilai bisa menjadi investor besar bagi pemerintah Indonesia.
Selain itu, investor institusi bisa menjadi mitra untuk menjembatani perusahaan menuju aksi penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
“Investor jenis ini juga bisa mengantar perusahaan rintisan start up menuju pasar modal dan bisa menjadi mitra pemerintah dalam sosialisasi dan edukasi tentang pasar finansial,” ujarnya.
Investor institusi juga bisa menjadi investor siaga untuk corporate action, sedangkan bagi pemerintah bisa menjadi investor besar dalam penerbitan surat berharga negara (SBN) dan juga menjadi mitra untuk Sovereign Wealth Fund (SWF).
Direktur Surat Utang Negara, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Kementerian Keuangan RI, Deni Ridwan mengatakan, regulator telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk mengembangkan pasar SBN dari sisi demand, supply, maupun infrastruktur.
Dari sisi demand, para regulator melakukan pemetaan basis investor, meningkatkan akses dan literasi investor serta memberikan dukungan pengembangan structured product.
Sedangkan sisi supply diperkuat melalui diversifikasi instrumen SBN melalui pengembangan skema sesuai dengan kebutuhan investor dalam negeri. Sementara untuk sisi infrastruktur, pihaknya bekerjasama dengan BEI untuk pengembangan ETP yang terintegrasi, pengembangan pasar repo serta kebijakan perpajakan.
“Sebagai update untuk perpajakan sudah ke luar aturannya, yaitu pajak di pasar obligasi ini diturunkan dari 20 persen menjadi 10 persen yang berlaku mulai Agustus 2021,” ujarnya.
Penurunan pajak tersebut diharapkan menarik investor jangka panjang berinvestasi di surat utang. Hingga kini, hampir 80 persen didominasi oleh perbankan dan rata-rata bertenor di bawah tiga bulan atau jangka pendek.
Berdasarkan data, pembeli utama SBN dalam partisipasi lelang penerbitan SUN di pasar perdana 2021 masih didominasi oleh investor domestik, terutama perbankan. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi pertumbuhan DPK 2021 diperkirakan masih tinggi, namun penyaluran kreditl masih relatif rendah.
“Setidaknya hingga kuartal I-2021. Tapi setidaknya masih bisa mensupport penerbitan SBN kita selama tahun 2021,” ujarnya.