MATA INDONESIA, LONDON – Parlemen Inggris meminta pemerintah untuk mengambil tindakan guna mengakhiri apa yang mereka sebut sebagai genosida di wilayah Xinjiang Cina.
Akan tetapi, pemerintah Perdana Menteri Boris Johnson menghindari pernyataan genosida atas sikap Cina terhadap kelompok minoritas Muslim Uighur di Xinjiang. Pemerintah Inggris hanya mengatakan bahwa apa yang dilakukan Beijing hanyalah bentuk pelanggaran hak asasi manusia skala industri.
Sejauh ini pemerintah Inggris telah menjatuhkan sanksi pada beberapa pejabat Cina dan memperkenalkan aturan untuk mencegah barang-barang Cina masuk ke kawasan tersebut. Meski demikian, anggota parlemen ingin para menteri melangkah lebih jauh.
Anggota parlemen Inggris mendukung mosi yang dibawa oleh anggota parlemen Konservatif, Nusrat Ghani yang menyatakan bahwa orang Uighur di Xinjiang menderita kejahatan kemanusiaan dan genosida. Ia pun menyerukan pemerintah untuk menggunakan hukum internasional demi mengakhiri penderitaan tersebut.
Lebih lanjut, Nusrat mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengirim pesan kuat dengan memberi sanksi kepada empat pejabat senior Cina yang terlibat dalam pelanggaran di Provinsi Xinjiang pada Maret, melansir The Guardian, Jumat, 23 April 2021.
Menteri Luar Negeri Bayangan, Stephen Kinnock mengatakan para menteri perlu melangkah lebih jauh dengan melakukan tiga hal, yakni: memperluas kumpulan pejabat CIna yang diberi sanksi, mengakhiri konsultasi ekonomi formal lebih lanjut dengan Cina, serta mengadvokasi majelis umum PBB untuk meminta pendapat penasihat dari pengadilan internasional mengenai genosida.
Merespons sikap Inggris, Cina menjatuhkan sanksi kepada 10 warga negara Inggris, termasuk lima anggota parlemen. Salah seorang dari lima anggota parlemen tersebut ialah Tim Loughton yang menegaskan kepada Kedutaan Besar Cina bahwa ia sama sekali tak gentar apalagi takut.
Sebelumnya, kelompok terbesar yang mewakili etnis Uighur yang diasingkan menulis surat kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken. Dalam suratnya, kelompok tersebut mendesak Blinken untuk menuntut agar Cina menutup kamp interniran di wilayah Xinjiang.
Aktivis dan pakar PBB mengatakan bahwa lebih dari 1 juta Muslim Uighur dan Muslim Turki lainnya ditahan di kamp-kamp yang keras di wilayah barat yang terpencil. PBB, AS, dan Kanada mengatakan apa yang dilakukan Beijing adalah upaya genosida terhadap etnis Uighur.