MATA INDONESIA, JAKARTA – Di kamp pengungsi darurat, tepat di seberang perbatasan dari Brownsville, Texas, Oscar Borjas dan beberapa orang temannya berencana berkumpul pada Selasa (3/11) waktu setempat untuk menyaksikan hasil dari pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS).
Borjas merupakan seorang pencari suaka asal Honduras yang menghabiskan tahun lalu tinggal di perkemahan dingin dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat di Kota Matamoros, Meksiko. Ia memang bukan pemilih AS, akan tetapi pemimpin baru bukan tak mungkin dapat mengubah jalan hidupnya.
Pria asal Honduras ini termasuk di antara puluhan ribu migran yang hidupnya telah diubah oleh kebijakan imigrasi administrasi Presiden Donald Trump. Borjas pun berdoa dan berharap, sang penantang dari Partai Republik, Joe Biden akan memenangkan Pemilu AS kali ini.
“Kami semua mengharapkan Biden,” kata Oscar Borjas, melansir Reuters, Rabu, 4 November 2020.
Dari Tijuana hingga Matamoros, para pencari suaka yang terdampar di sepanjang perbatasan akibat kebijakan “Tetap d Meksiko” pemerintahan Trump menunggu penuh harap. Dan lebih dari selusin yang diwawancarai kompak berharap Joe Biden tampil sebagai pemenang.
Para pencari suaka yakin, Biden akan memberi warna berbeda khususnya kebijakan soal imigrasi. Dengan begitu mereka akan meninggalkan Meksiko yang berbahaya dan memasuki AS sambil mengejar kasus suaka mereka.
“Saya di sini berdoa. Saya tidak religius tapi saya masih berdoa agar Trump dipaksa keluar,” kata Yuri Gonzalez, seorang pencari suaka asal Kuba yang telah menghabiskan lebih dari satu setengah tahun terdampar di Ciudad Juarez, seberang perbatasan El Paso, Texas.
“Seorang pria yang menghabiskan empat tahun memisahkan keluarga dan memicu kekerasan rasis tidak pantas menjadi presiden,” tambah Yuri sambil memotong rambut pelanggannya di tempat ia bekerja.