Pandemi Virus Corona, Telepon di Kantor Bisnis Pemakaman di Inggris Terus Berdering

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Ini menjadi musim yang sibuk bagi W. Uden & Sons – bisnis pemakaman keluarga, di Inggris. Ketika jumlah kematian akibat infeksi virus corona di Negeri Ratu Elizabeth mengalami lonjakan, panggilan telepon di kantor W. Uden & Sons pun terus berdering.

Umumnya, sang direktur Matthew Uden, mengatur sekitar 10 pemakaman dalam sehari di musim dingin, kini jumlah tersebut meningkat menjadi 15-16 pemakaman per hari. Lusinan jenazah bahkan telah menunggu pengambilan dari rumah sakit dan panti jompo.

Hingga saat ini kasus infeksi virus corona di Inggris mencapai angka 3,8 juta dengan angka kematian 106,587. Angka ini membuat Inggris menjadi negara dengan angka kematian tertinggi di benua Eropa.

“Ini adalah orang-orang yang dicintai, mereka bukan angka. Tidak peduli seberapa sibuknya kami, semua orang diperlakukan dengan martabat dan rasa hormat yang sama,” kata Matthew Uden, melansir Reuters, Senin, 1 Fenruari 2021.

Para staf di rumah duka memainkan peran penting dalam memerangi pandemi virus corona. Akan tetapi, sering kali kurang mendapat pengakuan daripada dokter, perawat, dan pekerja garis depan lainnya.

  1. Uden & Sons didirikan pada zaman Victoria, ketika London sering mengalami wabah cacara dan kolera. Sementara modern ini, W. Uden & Sons memiliki tujuh cabang di ibu kota dan negara tetangga Kent –tempat varian virus corona yang lebih mematikan dan lebih menular muncul akhir tahun lalu.

Selama gelombang pertama pandemi musim semi lalu, Direktur W. Uden & Sons mengatakan butuh satu setengah pekan untuk mengatur pemakaman. Sekarang, keluarga harus menunggu selama empat hingga lima pekan, karena kamar mayat dan staf pendaftaran berjuang untuk memproses jumlah kematian yang sangat banyak.

Perusahaan sudah memiliki 130 pemakaman yang dipesan untuk Februari, salah satunya adalah pemakaman ganda yang tidak biasa, yakni suami dan istri yang meninggal pada waktu yang hampir bersamaan. Sepasang suami istri ini telah menikah selama lebih dari 50 tahun dan meninggal karena infeksi virus corona dengan perbedaan waktu satu jam.

“Saya belum pernah melihat yang seperti ini,” tuntas Matthew Uden.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini