Pandemi Virus Corona Porak-Porandakan Ekonomi AS, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Meski ratusan film mengenai wabah telah digarap perusahaan produksi Hollywood, nyatanya negara sekaliber Amerika Serikat belum siap menghadapi pandemi virus corona. Salah satu sektor yang mencolok tentu saja, ekonomi.

Bukan rahasia, bila ekonomi AS porak-poranda di tengah pandemi virus corona yang telah menyerang selama setahun. Jutaan warga AS harus bekerja keras, demi dapat bertahan hidup di situasi yang tidak menentu ini.

Pandemi virus corona yang mematikan lagi mengoyak jantung AS berimbas pada jutaan penduduk di negara tersebut. Kelaparan yang merupakan hal tabu, kini menjadi realitas pahit di negeri superpower bernama Amerika Serikat.

Tahun 2020, dengan penyakit, kehilangan pekerjaan, dan penutupan bisnis, jutaan warga di Negeri Paman Sam mengkhawatirkan lemari es dan cadangan makanan mereka. Tak sedikit yang bahkan berjuang melawan kelaparan. Fenomena seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya, bahkan selama resesi hebat medio 2007-2009.

Foodbank atau bank makanan di AS menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi selama tahun 2020. Seorang warga AS, Aaron Crawford mengaku malu saat pertama kali mengunjungi bank makanan di dekat tempat tinggalnya di wilayah, Minnesota.

Namun tak ada pilihan, terlebih ketika melihat wajah polos anak-anaknya. Ya, ia harus mengesampingkan sementara ego dan gengsinya demi perut anak dan istrinya tetap terisi.

“Itu tidak membuat saya menjadi orang jahat atau suami atau ayah yang buruk. Sebaliknya, saya melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa istri dan anak-anak saya memiliki sesuatu untuk dimakan,” kata Aaron Crawford, melansir AFP.

Tak berbeda dengan Amerika Serikat, ekonomi di Indonesia di tengah pandemi virus corona juga sempat mengalami guncangan. Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Indonesia, Ma’ruf Amin.

“Pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi COVID-19 saat ini tampaknya masih sulit untuk dicapai,” kata Ma’ruf Amin yang juga menambahkan, tingkat konsumsi dan investasi masih lesu.

Meski begitu, pemerintah secara konsisten melakukan serangkaian kebijakan. Bahkan, kata Ma’ruf, secara simultan pemerintah bersama otoritas moneter dan jasa keuangan menerbitkan kebijakan fiskal, moneter, dan pengaturan jasa keuangan. Hal tersebut dilakukan untuk menangani dampak pandemi, melindungi ekonomi masyarakat, serta mendukung dunia usaha.

“Refoccing dan realokasi anggaran negara dilakukan untuk penanganan kesehatan dan keselamatan masyarakat termasuk tenaga medis, memastikan perlindungan dan jarring pengaman sosial untuk masyarakat miskin dan rentan, serta insentif bagi UMKM dan dunia usaha,” tuturnya.

Namun, kini Staf Ahli Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo menegaskan bahwa Indonesia sudah melewati masa terburuk dari pandemi virus corona dan sedang mengalami titik balik.

Yustinus mengklaim apa yang sudah dan sedang dikerjakan oleh pemerintah sudah berada di jalur yang benar untuk memulihkan perekonomian nasional di masa pandemi.

“Ini merupakan kali pertama pemerintah menjadi penyangga utama perekonomian, saat pasar benar-benar lumpuh dan warga Indonesia menghadapi tekanan yang luar biasa,” kata Yustinus dalam diskusi daring belum lama ini.

Seiring dengan ekonomi mulai membaik, harapannya bantuan sosial akan secara bertahap dikurangi dan pemerintah akan fokus pada stimulus ekonomi. Pemerintah berharap lapangan kerja baru akan bertambah, sehingga tidak terlalu bergantung pada pemerintah. Ekonomi juga diharapkan mulai tumbuh. Penerimaan pajak perlahan harus mulai pulih dan itu akan menjadi tiang penyangga pendapatan negara lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pemerintah Siapkan Pemulihan Infrastruktur Strategis Bencana Sumatera

Oleh: Citra Kurnia Khudori)* Bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera telah merusakinfrastruktur, mulai dari jalan, jembatan, hingga fasilitas publik vital. Kerusakan initidak hanya menghambat aktivitas ekonomi dan layanan dasar, tetapi juga menentukan kecepatan pemulihan kehidupan masyarakat terdampak. Dalam konteks pemulihan pascabencana, pembangunan infrastruktur strategis tidakdapat dilepaskan dari kebutuhan masyarakat di tingkat paling dasar. Akses jalan, jembatan penghubung, dan fasilitas umum menjadi prasyarat agar distribusibantuan, layanan kesehatan, serta aktivitas ekonomi lokal dapat kembali berjalan. Pemerintah pun menegaskan komitmennya untuk menyiapkan langkah pemulihaninfrastruktur secara terencana, terukur, dan berkelanjutan. Upaya ini menjadi krusialagar proses rehabilitasi tidak sekadar membangun kembali yang rusak, melainkanmemperkuat daya tahan wilayah terhadap risiko bencana di masa depan. Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo Subianto telah memaparkan sejumlahlangkah strategis pemerintah dalam percepatan pemulihan infrastruktur dasar dan peningkatan pelayanan bagi masyarakat. Langkah tersebut didukung denganpenyiapan anggaran khusus untuk memperkuat fasilitas desa dan infrastrukturdaerah.  Presiden Prabowo mengatakan, anggaran tersebut disiapkan dengan melakukanpenghematan di tingkat pusat agar dapat sebanyak mungkin memberikan bantuanguna kepentingan rakyat di paling bawah, seperti desa dan kecamatan.  Terkait infrastruktur yang rusak akibat bencana, Presiden Prabowo menegaskanbahwa pemerintah akan segera memperbaiki jalur-jalur vital yang terdampak banjir. Langkah itu dinilai penting untuk diprioritaskan karena berdampak pada pemulihankonektivitas wilayah dan memastikan aktivitas warga dapat berjalan normal.  Sejauh ini, jalan-jalan yang rusak, serta jembatan-jembatan yang putus telahmenghambat penyaluran bantuan bagi para korban bencana. Dengan akses jalanyang terhubung kembali diharapkan pemulihan bencana bisa dilakukan dengancepat.  Selain infrastruktur dasar, Presiden Prabowo memastikan komitmen pemerintahdalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan di...
- Advertisement -

Baca berita yang ini