MATA INDONESIA, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken mengatakan bahwa pandemi Covid-19 menciptakan lingkungan yang ideal bagi perdagangan manusia.
Hal ini dikarenakan setiap negara fokus menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi. Dan para pemain perdagangan manusia pun mencoba memanfaatkan keadaaan dengan mengambil keuntungan dari orang-orang yang rentan.
Merilis laporan tahunan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan hampir 25 juta orang di seluruh dunia diperkirakan menjadi korban perdagangan manusia. Ia pun meminta negara-negara di dunia untuk memerangi perdagangan manusia.
“Banyak yang dipaksa menjadi pekerja seks komersial. Banyak yang dipaksa bekerja di pabrik atau ladang atau bergabung dengan kelompok bersenjata. Ini krisis global. Ini adalah sumber penderitaan manusia yang sangat besar,” kata Antony Blinken, melansir France24, Jumat, 2 Juli 2021.
Berdasarkan “Laporan Perdagangan Manusia 2021″ Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa ketika pemerintah di seluruh dunia fokus pada pandemi, di saat yang sama pedagang manusia dengan cepat beradaptasi untuk memanfaatkan kerentanan yang terpapar dan diperburuk oleh pandemi.
Penjabat direktur Office to Monitor and Combat Trafficking in Persons, Kari Johnstone mengatakan bahwa pertemuan faktor-faktor ini menghasilkan lingkungan yang ideal bagi perdagangan manusia untuk berkembang dan terus berkembang.
Dalam laporan tersebut, di India dan Nepal, di mana gadis-gadis muda dari daerah miskin dan pedesaan sering kali diharapkan meninggalkan sekolah untuk membantu mendukung keluarga mereka selama kesulitan ekonomi.
“Beberapa dipaksa menikah dengan imbalan uang, sementara yang lain dipaksa bekerja untuk menambah penghasilan yang hilang,” kata Kari Johnstone.
Di beberapa negara, termasuk AS, tuan tanah memaksa penyewa mereka, biasanya wanita – untuk berhubungan seks, ketika mereka tidak dapat membayar sewa. Sementara geng di beberapa negara memangsa orang-orang di kamp-kamp terlantar.
“Pemerintah harus melindungi dan melayani warganya, bukan meneror dan menundukkan mereka demi keuntungan,” kata Blinken.