Pamer Kekuatan, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Kapal Selam

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Korea Utara sungguh-sungguh membuktikan ambisinya meningkatkan kekuatan militer mereka. Pyongyang pun memamerkan rudal balistik kapal selamnya atau SLBM.

Dalam parade militer di Pyongyang, Korea Utara meluncurkan rudal balistik kapal selam baru mereka dalam unjuk kekuatan, hanya beberapa hari sebelum pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46.

Dengan balutan mantel kulit dan topi bulu berwarna hitam, Pemimpin Kim Jong Un terlihat tersenyum dan melambai saat ia mengawasai pawai di Lapangan Kim Il Sung di Pyonyang. Parade tersebut menampilkan tentara yang berbaris rapi, serta berbagai perangkat keras militer, termasuk tank dan peluncur roket.

“Senjata paling kuat di dunia, rudal balistik peluncuran kapal selam, memasuki alun-alun satu demi satu, dengan kuat menunjukkan kekuatan angkatan bersenjata revolusioner,” lapor kantor berita KCNA, melansir Reuters, Jumat, 15 Januari 2021.

Korea Utara telah melakukan uji coba SLBM (Submarine-Launched Ballistic Missile) dari bawah air, dan para analis mengatakan sedang berusaha mengembangkan kapal selam operasional untuk membawa rudal.

Berdasarkan foto yang dirilis oleh media pemerintah, SLBM dibeli label Pukguksong-5, yang berpotensi menandai peningkatan atas Pukguksong-4 yang diresmikan pada parade militer yang lebih besar, pada Oktober tahun lalu.

“Rudal baru pasti terlihat lebih panjang,” kata Michael Duitsman, seorang peneliti di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS) yang berbasis di California, di akun Twitter-nya.

Parade militer yang diadakan di Pyongyang, Kamis (14/1), berbeda dengan yang dihelat di Oktober, di mana Korea Utara tidak memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar Korea Utara, yang diyakini dapat mengirimkan hulu ledak nuklir hingga Amerika Serikat.

Pawai tersebut memang tidak dimaksudkan sebagai provokasi tetapi merupakan tanda yang mengkhawatirkan dari Pyongyang, kata Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul.

“Perekonomian sangat tegang karena pandemi, penutupan perbatasan, salah urus kebijakan, dan sanksi internasional. Meskipun atau mungkin karena ini, Kim Jong Un merasa perlu mengabdikan sumber daya yang langka untuk tampilan politik-militer lainnya,” kata Leif-Eric Easley.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pencegahan TPPO di Jogja Diperkuat, Gugus Tugas Dibentuk Kurangi Kasus

Mata Indonesia, Yogyakarta - Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) semakin menjadi perhatian serius di Indonesia, termasuk di Kota Yogyakarta. Korban TPPO seringkali berasal dari kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang terjerat dalam kasus perdagangan manusia akibat berbagai faktor risiko.
- Advertisement -

Baca berita yang ini