MATA INDONESIA, JAKARTA – Pakar politik sekaligus peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menegaskan bahwa pada pemilu 2024 mendatang koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Demokrat atau Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sulit terwujud. Hal ini disebabkan koalisi partai politik (parpol) yang terbentuk masih mengutamakan komitmen antar ketua parpol dibandingkan platform partai.
“Tampaknya sampai pemilu 2024 kemungkinan koalisi PDIP dengan PKS dan Demokrat belum bisa diwujudkan. Mengapa? Perjalanan sejauh ini menunjukkan bahwa koalisi yang terbangan selama ini lebih didasarkan atas komitnen antar ketua umum parpol ketimbang platform dan ideologi partai,” kata Siti Zuhro kepada Mata Indonesia News, Selasa 1 Juni 2021.
Hal ini didukung dengan pernyataan dari Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto yang mengemukakan bahwa partainya tidak akan berkoalisi dengan PKS dan Demokrat karena basis ideologi yang berbeda. Ia menyatakan bahwa pihaknya lebih terbuka berkoalisi dengan Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan, Partai Amanat Nasional (PAN) lantaran memiliki kesamaan ideologi.
Hasto juga mengatakan bahwa PDIP merupakan partai ideologi yang bertumpu pada kekuatan massa.
“PDIP berbeda dengan PKS, karena basis ideologi beda sehingga sangat sulit koalisi dengan PKS,” kata Hasto.
Ia juga meminta agar tidak ada pihak yang berupaya untuk membuat PDIP bisa berkoalisi dengan PKS serta Demokrat. Mengingat, syarat untuk berkoalisi dengan PDIP harus memiliki kesamaan ideologi dan perjuangan.
“Ini tegas-tegas saja supaya tidak ada juru nikah yang ingin mempertemukan hal tersebut karena beda karakternya, beda nature-nya,” kata Hasto.