Om Wowo, Militer RI Itu Ngga Lemah, Peringkatnya Diatas Israel Loh!

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Pertahanan Republik Indonesia dinilai lemah oleh Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto karena kurang anggaran. Namun, faktanya berdasarkan survei lembaga pemeringkat kekuatan militer dunia yakni Global Firepower (GPF) menilai kekuatan militer Indonesia mengungguli Israel.

Mereka mempertimbangkan 55 faktor individual untuk menentukan skor daftar kekuatan (PowerIndeks/PwrIndx). Mereka menyatakan, formula yang mereka gunakan memungkinkan bangsa yang lebih kecill namun punya teknologi canggih bisa bersaing dengan negara yang kurang berkembang.

Dilansir dari situs GFP, Senin 1 April 2019, mereka memberi catatan soal pemeringkatan berjudul ‘2019 Military Strength Ranking (BETA)’ ini. Ranking tidak semata-mata bersandar pada jumlah alat persenjataan suatu negara, namun juga berfokus pada keragaman persenjataan.

Cadangan senjata nuklir tidak dipertimbangkan, namun dugaan terhadap kepemilikan nuklir akan dihitung sebagai bonus. Status suatu negara sebagai Dunia Pertama, Dunia Kedua, dan Dunia Ketiga menjadi faktor pertimbangan. Faktor geografis, fleksibilitas logistik, sumber daya alam, dan industri lokal berpengaruh terhadap ranking final.

Total sumber daya manusia menjadi pertimbangan kunci dalam pemeringkatan ini. Negara yang terkurung daratan (land-locked) tidak akan dihitung kekurangan angkatan laut.

Kekuatan angkatan laut dihitung dari keragaman aset yang tersedia. Keanggotaan NATO dihitung sebagai bonus. Stabilitas dan kesehatan finansial suatu negara tak ikut dipertimbangkan. Kepemimpinan militer saat ini tidak ikut dipertimbangkan juga.

Skala dalam skor adalah 0,0000 untuk yang tertinggi. Semakin besar angkanya maka semakin lemah pula kekuatan militer suatu negara. Ada 137 negara yang disurvei.

Berita Terbaru

Pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat jadi Tonggak Pemerataan Pendidikan

Oleh: Didin Waluyo)* Komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam mewujudkan akses pendidikanyang lebih merata terlihat semakin nyata. Pemerintah akhirnya menetapkanDesember 2025 sebagai titik awal pembangunan Infrastruktur Sekolah Rakyat.  Langkah ini dipandang sebagai dorongan baru untuk menegaskan bahwapendidikan tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir kelompok saja.Pembangunan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa negara mulai menempatkankualitas dan aksesibilitas pendidikan sebagai prioritas utama.  Pembangunan infrastruktur ini masuk dalam pembangunan tahap II yang dilakukandi 104 lokasi di seluruh Indonesia. Dengan memulai proyek pada akhir 2025, pemerintah ingin memastikan bahwa percepatan pembangunan dapat segeradirasakan oleh masyarakat luas. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan, Pembangunan Sekolah Rakyat Adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk membangunsumber daya manusia yang unggul. Ia menjelaskan bahwa Pembangunan tahap II dilakukan guna memperluas akses Pendidikan berkualitas bagi anak-anak darikeluarga kurang mampu.  Berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian PU, total anggaran yang dialokasikan untuk percepatan pembangunan Sekolah Rakyat ini sebsar Rp20 triliun, yang mana biaya pembangunan diperkirakan Rp200 miliar per sekolah. Sementara itu 104 lokasi yang tersebar antara lain, 27 lokasi di Sumatera, 40 lokasidi Jawa, 12 lokasi di Kalimantan,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini