Nggak Takut Dirudal, PM Inggris Sebut Presiden Putin Barbar

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan bagwa Presiden Rusia, Vladimir Putin telah melampaui batas ke dalam barbarisme menyusul instruksinya menginvasi Ukraina.

Pernyataannya muncul ketika Inggris menjatuhkan lebih banyak sanksi pada sektor-sektor utama Rusia yang dikatakannya mendorong mesin perang Putin.

Berbicara kepada wartawan ketika ia tiba untuk pertemuan puncak NATO di Brussels, PM Johnson mengatakan Presiden Putin telah melewati garis merah ke barbarisme. Ia juga menyatakan lebih banyak sanksi terhadap industri strategis, bank, dan elit bisnis diperlukan untuk menghentikan invasi Rusia.

“Sangat penting kita bekerja sama untuk menyelesaikan hal ini. Semakin keras sanksi dan semakin banyak yang dilakukan untuk membantu Ukraina maka semakin cepat konflik dapat berakhir,” kata PM Boris Johnson, melansir CNBC.

Invasi Rusia yang tidak beralasan ke Ukraina adalah agenda utama dengan para pemimpin dunia melihat bagaimana mereka dapat memberikan lebih banyak bantuan untuk negara yang dilanda perang setelah sebulan gempuran Rusia.

Inggris mengumumkan sebanyak 65 sanksi baru dijatuhkan kepada Rusia pada Kamis (24/3) yang menargetkan berbagai industri strategis utama dan individu yang mendukung invasi Rusia.

“Sanksi tersebut menargetkan Perusahaan Kereta Api dan pertahanan Rusia Kronshtadt, produsen utama drone Rusia, serta Grup Wagner – organisasi tentara bayaran Rusia yang dilaporkan ditugaskan untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy,” kata Kantor Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, enam bank Rusia juga menjadi sasaran, termasuk Alfa Bank yang salah satu pendirinya termasuk oligarki yang sebelumnya terkena sanksi Mikhail Fridman, Petr Aven dan German Khan, dan produsen berlian terbesar di dunia, Alrosa.

Mereka yang terkena sanksi termasuk taipan minyak miliarder, Eugene Shvidler dan pendiri bank Tinkoff, Oleg Tinkov. Selain itu, Herman Gref, Kepala Eksekutif bank terbesar Rusia, Sberbank, dan Polina Kovaleva, putri tiri Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov juga telah dikenai sanksi.

Galina Danilchenko, yang dilantik oleh Rusia sebagai ‘walikota’ Melitopol Ukraina juga dikenai sanksi — pertama kalinya seseorang dikenai sanksi karena bekerja sama dengan pasukan Rusia yang saat ini berada di Ukraina.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini