NEOM, Kota Futuristik di Arab Saudi yang Kabarnya Akan Bebaskan Alkohol

Baca Juga

MATA INDONESIA, RIYADH – Arab Saudi tampaknya akan bertransformasi dan tak lagi menjadi negara konservatif. Ialah kota NEOM yang dirancang dan akan menjadi kota yang futuristik di Arab Saudi.

Berdasarkan kabar yang beredar, kota ini bahkan akan mengizinkan minuman berakohol. Jelas ini merupakan sebuah perubahan besar dan bersejarah bagi negara Muslim yang sangat konservatif itu.

Tidak seperti negara-negara Teluk lainnya di mana orang asing dapat memiliki setidaknya akses hukum terbatas ke alkohol, larangan tetap berlaku di kerajaan, yang menampung situs-situs paling suci agama Islam.

Ekspatriat menganggap larangan tersebut sebagai penghalang untuk bekerja di atau mengunjungi Arab Saudi. Tetapi kerajaan telah membuka diri kepada dunia melalui reformasi ekonomi dan sosial yang luas.

NEOM, pusat teknologi tinggi senilai 500 miliar USD yang dibangun di Laut Merah, adalah bagian dari rencana Visi 2030 Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak. Kota ini akan beroperasi di bawah undang-undang pendiriannya yang masih dirumuskan.

Joseph Bradley, CEO NEOM’s Tech and Digital Holding Company, tidak dapat memastikan alkohol akan diizinkan di bawah undang-undang baru. Akan tetapi, dia mengatakan bahwa semua orang paham akan pentingnya mendatangkan turis asing.

“Apa yang sering kami tanyakan adalah seluruh gagasan tentang apakah akan ada alkohol, apa yang akan Anda lakukan untuk mengatasi ini?” kata Joseph Bradley dalam sebuah wawancara di Future Investment Initiative di Riyadh, melansir France24, Kamis, 28 Oktober 2021.

“Untuk lebih jelasnya, NEOM dimaksudkan untuk menjadi kompetitif. Kami ingin yang terbaik dan tercerdas di dunia datang ke NEOM. Pahami, itu adalah niat kami untuk menarik tenaga kerja yang paling beragam dan paling berbakat dan kami melakukan segala yang kami bisa dan akan kami lakukan untuk menarik tenaga kerja itu,” tuturnya.

Undang-undang pendirian harus disetujui oleh dewan NEOM dalam waktu satu sampai dua tahun, tambah Joseph Bradley. Dan Pangeran Mohammed bin Salman adalah ketua dari kota futuristik bernama NEOM.

“Saya belum melihat secara spesifik undang-undang terkait (alkohol). Tetapi saya dapat memberi tahu Anda dengan sangat, sangat jelas bahwa semua orang memahami bahwa kami akan membangun undang-undang dasar yang menarik pasar pariwisata, yang menarik pasar teknologi, yang menarik pasar manufaktur,” katanya.

Melegalkan alkohol akan mematahkan tabu besar di negara yang dikenal dengan Wahhabisme. Belum lama ini, seorang pejabat Saudi mengatakan kepada AFP bahwa mengizinkan alkohol dalam bentuk terbatas – di daerah yang ditentukan atau hanya untuk orang asing, misalnya, telah dipertimbangkan.

Ia juga menyebutnya sebagai masalah yang rumit dan mengatakan bahwa pihak berwenang mengkhawatirkan reaksi sosial terhadap kebijakan tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Waspada Ancaman Radikalisme Jelang Pilkada Papua 2024

Jayapura – Masyarakat untuk tetap berhati-hati terhadap potensi munculnya ancaman radikalisme, terorisme serta tindakan intoleransi jelang Pilkada Serentak 2024. Menjelang...
- Advertisement -

Baca berita yang ini