MATA INDONESIA, KOLOMBO – Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajakpaksa takkan mengundurkan diri meskipun protes meluas. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Pemerintahan Whip dan Menteri Jalan Raya Johnston Fernando dalam menanggapi kritik oposisi.
Sebagaimana diketahui, saat ini ekonomi Sri Lanka tengah babak belur. Negara kepulauan di Asia Selatan itu juga menghadapi kekurangan makanan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya yang parah – bersama dengan rekor inflasi dan pemadaman listrik yang melumpuhkan.
Ini menjadi kondisi paling menyakitkan sejak Sri Lanka merdeka dari Inggris tahun 1948. Selain protes yang meluas, seluruh jajaran kabinet – kecuali sang presiden dan perdana menteri, memutuskan mengundurkan diri berjamaah pada Minggu (3/4) malam waktu setempat.
“Bolehkah saya mengingatkan Anda bahwa 6,9 juta orang memilih presiden,” kata Kepala Pemerintahan Whip dan Menteri Jalan Raya, Johnston Fernando dalam menanggapi kritik oposisi, melansir Reuters, Rabu, 6 April 2022.
“Sebagai pemerintah, kami dengan jelas mengatakan presiden tidak akan mengundurkan diri dalam keadaan apa pun. Kami akan menghadapinya,” sambung sang menteri.