Nasib Sisa Makanan MBG yang Tak Habis, Pemkab Kulon Progo Bilang Begini

Baca Juga

Mata Indonesia, Kulon Progo – Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterapkan di Kabupaten Kulon Progo, sudah berjalan sejak dimulai pada 13 Januari 2025. Sejumlah persoalan muncul termasuk sisa makanan yang tidak dikonsumsi siswa.

Bukan tanpa alasan, tak sedikit siswa yang enggan menghabiskan lauk lantaran tak suka dengan menu yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal itu tentu menjadi sisa makanan yang akan menjadi sampah.

Kepala DLH Kulon Progo, Gusdi Hartono mengungkapkan bahwa sejauh ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Pemkab, sampah yang dihasilkan memang menjadi tanggungjawab pihaknya namun perlu dikoordinasikan lebih lanjut.

“Untuk program ini kan banyak pihak termasuk OPD lain yang terlibat, mungkin sampahnya urusan kami. Tapi dari sisi kesehatan dari Dinas Kesehatan, kemudian dari sayur dan bahan makanan dari Dinas Perdagangan, tapi kami minta untuk berkoordinasi dengan Sekda,” ujar Gusdi dihubungi, Kamis 6 Februari 2025.

Gusdi mengungkapkan meski MBG sudah berjalan, penyelenggaraan masih di bawah penanganan Badan Gizi Nasional (BGN) dan belum melibatkan beberapa unsur OPD yang ada di Pemkab. Sehingga ia masih menunggu koordinasi dengan Sekda jika nanti pelaksanaan dibebankan ke Pemkab.

“Jadi kita tunggu dari Pak Sekda untuk sama-sama berkoordinasi untuk mekanismenya seperti apa. Jadi semuanya jelas dan dikoordinir di pemerintah daerah,” ungkap dia.

Terpisah, Sekda Kulon Progo, Triyono menjelaskan bahwa pelaksanaan MBG masih ditemui sejumlah kendala, termasuk makanan yang tak sesuai selera siswa.

“Memang ada anak-anak yang tidak suka sayur, tidak suka makanan tertentu. Tapi bagi kami itu bagian dari adaptasi,” ujar Triyono.

Ia melanjutkan bahwa sisa makanan dari hasil MBG di sekolah-sekolah memang menjadi sampah. Meski begitu, dari laporan yang ia terima tidak banyak sisa makanan yang harus diolah.

“Yang saya dapat laporan tidak terlalu kemudian banyak, misal banyak sisa kemudian akan di masak ulang, enggak, hanya kasus 1-2 anak yang tidak habis. Sehingga tidak ada sisa banyak,” ujar dia.

Triyono menjelaskan bahwa sisa makanan yang tidak habis, justru menjadi evaluasi SPPG untuk menentukan lagi menu yang tepat untuk siswa namun dengan kandungan gizi yang tercukupi.

“Itu nanti jadi evaluasi yang mungkin mengatur menu yang kiranya anak-anak suka. Setiap hari juga menunya diganti-ganti. Jadi sisa (makanan) itu tidak dimanfaatkan ulang, tapi kalau ada yang mau memanfaatkan monggo, kalau tidak ada, ya mau dimasak ulang, tidak,” katanya.

Hingga kini pelaksanaan MBG di Kulon Progo masih menggunakan APBN. Triyono mengungkapkan bahwa Pemkab sudah mengalokasikan anggaran lain yakni APBD-Tidak Terduga jika nantinya pemerintah pusat menyelesaikan juknis pelaksanaan MBG menggunakan APBD wilayah masing-masing.

“Kami sudah siapkan nanti jika sudah ada petunjuk teknisnya ya kita terapkan. Yang jelas anggaran tidak terduga ini sudah kami siapkan ketika pelaksanaannya sudah ditangani setiap daerah,” ujar Triyono.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Rip Current di Pantai Drini jadi Sorotan, Pemerhati UGM Berikan Tips untuk Cegah Jatuhnya Korban Jiwa

Mata Indoneisa, Kulon Progo - Baru-baru ini, sejumlah wisatawan yang merupakan siswa SMP 7 Mojokerto mengalami insiden terseret arus...
- Advertisement -

Baca berita yang ini