Nambah Lagi, Jumlah Korban Tewas Badai Dorian Bahama Sudah 50 Orang

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL – Jumlah korban tewas akibat terjangan badai Dorian pada pekan lalu di Bahama terus bertambah. Tercatat, sudah 50 orang dinyatakan tewas karena bencana alam ganas tersebut.

Juru Bicara Badan Penanggulangan Darurat Bencana Nassau, Bahama, Carl Smith berkata kemungkinan korban masih akan terus bertambah, mengingat proses evakuasi masih terus berjalan.

Sebelumnya, Smith mengumumkan 45 orang tewas akibat badai Dorian. Wilayah korban terbanyak didapati di Pulau Abaco yang juga porakporanda karena badai tersebut.

“Pejabat terkait sudah berkata bahwa korban mungkin akan bertambah lagi karena tim penyelamat masih bekerja dan melakukan proses evakuasi,” kata Smith, seperti dikutip dari Reuters,l Rabu 11 September 2019.

Seperti diketahui, badai Dorian menghantam Bahama dan Kepulauan Karibia pada pekan lalu. Angin dengan kecepatan sekitar 320 kilo meter per jam, mengempaskan bangunan-bangunan, dan kawasan pariwisata di pulau-pulau utama Bahama.

Badai Dorian tahun ini menjadi catatan angin kencang terburuk dalam sejarah Bahama.

Selain menewaskan sedikitnya 50 orang, badai Dorian juga memaksa sekitar 70 ribuan warga di kepulauan itu mengungsi lantaran kehilangan tempat tinggal dan membutuhkan makanan.

Berita Terbaru

Swasembada Pangan dan Energi Jadi Pilar Kedaulatan Ekonomi Nasional

Indonesia menempatkan swasembada pangan dan energi sebagai prioritas utama dalam strategi pembangunan nasional. Langkah ini bukan sekadar ambisi politik, melainkan kebutuhan mendesak untuk membangun fondasi kemandirian ekonomi yang berkelanjutan. Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah dan dukungan geografis yang strategis, Indonesia memiliki modal kuat untuk mewujudkan cita-cita besar ini. Dalam evaluasi enam bulan awal kepemimpinannya, Presiden Prabowo Subianto memberikan apresiasi tinggi terhadap pencapaian luar biasa di sektor pangan dan energi nasional. Hasil produksi pangan telah berhasil melebihi proyeksi awal dengan capaian bersejarah berupa stok beras dan jagung terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Sementara itu, di sektor energi, peresmian operasional perdana sumur Forel dan Terubuk di wilayah Natuna berhasil menambah kapasitas produksi sebesar 20 ribubarrel minyak dan 60 juta standar kaki kubik gas harian. Prestasi ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas nyata untuk mencapai kemandirian di kedua sektorvital tersebut. Konsep swasembada yang sesungguhnya tidak terbatas pada pemenuhan kebutuhandomestik semata. Seperti yang ditegaskan ekonom INDEF Muhammad Rizal Taufikurahman, swasembada berarti kemampuan memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus menghasilkan surplus untuk ekspor. Definisi ini menempatkan Indonesia tidakhanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan eksportir yang mampuberkontribusi pada pasokan global. Sektor pertanian telah membuktikan perannya sebagai tulang punggung ekonominasional. Sektor ini menjadi penyangga stabilitas sosial ekonomi masyarakat. Kontribusinya terhadap PDB menunjukkan bahwa investasi pada sektor ini akanmemberikan dampak berganda yang signifikan. Ketika produktivitas pertanianmeningkat, efeknya akan merambat ke sektor-sektor lain, menciptakan ekosistemekonomi yang lebih kuat dan...
- Advertisement -

Baca berita yang ini