Myanmar Masih Bergejolak, 248 Jiwa Meninggal Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Warga Myanmar masih terus teguh menentang pemerintahan junta militer, meskipun korban tewas terus berjatuhan. Seorang pria dilaporkan tewas, sementara sejumlah demonstran lainnya mengalami luka-luka ketika polisi melepaskan tembakan kepada para demonstran di pusat kota Monywa.

Kekerasan dan kebiadaban junta militer dan aparat keamanan Myanmar justru kian membakar warga untuk tetap melakukan protes dan mendesak junta militer menyerahkan tampuk kekuasaan.

Para pengunjuk rasa yang tersebar di hampir 20 titip di seluruh negeri melakukan protes, baik pagi maupun malam hari. Dari kota utama, Yangon hingga komunitas kecil di negara bagian Kachin di utara dan kota paling selatan, Kawthaung.

Ratusan orang juga melakukan aksi serupa di kota kedua Mandalay, termasuk banyak staf medis berjubah putih, berbaris sebelum matahari terbit dalam sebuah protes Fajar. Berdasarkan video yang diposting oleh portal berita Mizzima.

“Kegagalan rezim militer adalah tujuan kami … demokrasi federal, juga merupakan tujuan kami,” teriak para demonstran, melansir Reuters, Minggu, 21 Maret 2021.

“Penembak jitu, penembak jitu,” para demonstran berteriak dalam video yang tersebar luas tersebut dan lebih banyak tembakan terdengar.

Asosiasi Bantuan untuk Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) melaporkan, sejak kudeta yang terjadi pada awal Februari, sebanyak 248 jiwa meninggal dunia.

Pertumpahan darah tidak serta merta memadamkan kemarahan publik atas kembalinya kekuasaan militer, penggulingan pemerintah terpilih, dan penahanan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi.

Sebelumnya, juru kampanye di salah satu kota di Myanmar menegaskan bahwa ia dan rekan-rekannya akan terus melakukan protes, sampai revolusi di Myanmar menang. Ia telah memiliki taktik untuk kembali melakukan protes.

“Kami memprotes di mana tidak ada polisi atau militer, kemudian ketika kami mendengar mereka datang, kami segera bubar. Kami akan terus melakukan protes sebisa kami, sampai revolusi menang,” kata juru kampanye, Kyaw Min Htike melansir Reuters.

Para penetang kudeta Myanmar masih terus melakukan protes, sementara tekanan internasional kepada junta militer semakin meningkat untuk meningkatkan penindasan terhadap para demonstran

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Memperkokoh Kerukunan Menyambut Momentum Nataru 2024/2025

Jakarta - Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, berbagai elemen masyarakat diimbau untuk memperkuat kerukunan dan menjaga...
- Advertisement -

Baca berita yang ini