Multaqo Alim Ulama: Waspada! Ada Kelompok Berkedok ‘Islam’ Lakukan Pembangkangan Sipil

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Para ulama, habaib dan cendekiawan muslim berpengaruh di Indonesia menggelar Multaqo atau pertemuan bersama di Jakarta, Jumat 3 Mei 2019. Mereka berkumpul untuk membahas kehadiran revolusi sains-teknologi dan ekspansi pasar dunia memberikan dampak signifikan di segala aspek kehidupan sosial budaya umat di Indonesia.

Dalam keterangan pers yang diterima MINEWS.ID, Jumat 3 Mei 2019, peserta multaqo alim ulama dan habaib menilai dampak itu semakin kerasnya pertarungan ideologi-ideologi besar yang membenturkan peradaban barat dan Islam, yang bernama radikalisme. Penyebaran radikalisme di Indonesia tersebut menjadi sebuah masalah serius yang wajib dibendung bersama.

Apalagi, radikalisme mendengungkan ideologi alternatif atas Pancasila yang merupakan konsesus dasar kebangsaan Indonesia. Akibatnya, lahir konsekuensi negatif yakni munculnya ‘pembangkangan sipil’ terhadap pemerintahan yang sah alias Ulil-Amri. Pembangkangan itu pun mulai tampak dalam proses Pemilu 2019.

Meski masih pasif (kooptasi) maupun aktif berupa gerakan, mereka menggunakan politik identitas kelompok-kelompok tertentu yang menginstrumentalisasi Islam, yang ditandai dengan tindakan yang tidak islami. Para ulama pun berpendapat bahwa para pelaku pembangkangan sipil mengatasnamakan agama dengan menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian dan fitnah.

Kondisi tersebut, menurut para ulama dan habaib, tentunya bertentangan dengan tujuan dakwah yang seyogyanya membangun ukhuwah islamiyah, memperkuat silaturahmi dan menghindari fitnah. Para ulama dan habaib pun berpendapat kelompok-kelompok tersebut sudah mempolarisasi bagsa termasuk umat, untuk kepentingan diri sendiri.

“Mereka menerapkan strategi menekankan perbedaan identitas askriptif yang dapat saling dibenturkan satu sama lain. Strategi ini telah menimbulkan kerusakan hebat pada struktur hubungan antar kelompok di Indonesia,” kata mereka.

Padahal, Pancasila merupakan ‘political appeal’ para pendiri bangsa yang terdiri dari kaum Islam nasionalis dan nasionalis religius. Mereka pun sepakat mendirikan NKRI yang bhineka dalam bingkai dasar negara Pancasila.

Untuk itu, para ulama meminta agar polarisasi dikotomis masyarakat Indonesia yang terjadi pasca Pemilu 2019, memerlukan upaya tersendiri untuk memperbaikinya. Khususnya dalam bulan suci ramadan.

Menurut para ulama, bulan suci ramadan adalah saat yang tepat bagi umat Islam untuk membangun perdamaian, membersihkan diri, serta meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan. Termasuk menjaga bersama situasi kondisi kebangsaan agar kondusif.

Sebagai informasi, multaqo kali ini dihadiri Prof Dr KH Said Aqil Siraj, KH Maimoen Zubair, Habib Lutfi Yahya, Prof Dr Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), KH Drs Masdar Mas’udi (Cendekiawan Muslim).

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini