Mudah dan Gampang, Ini Jebakan yang Biasa Dipakai Pinjol Ilegal

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kenapa orang terjebak dengan pinjaman online (pinjol) ilegal? karena mudah dan gampang.

Ketua Satgas Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Tongam Tobing menyebut dua hal itu sebagai salah satu ciri penyedia pinjaman online (pinjol) ilegal. Pasalnya calon peminjam cukup menyerahkan fotokopi KTP dan foto diri untuk bisa meminjam dana.

Namun kata Tongam, dibalik kemudahan itu terdapat beberapa jebakan yang disiapkan para penyedia pinjol ilegal. Selain berbunga tinggi dan meningkat, hingga punya tenor sangat singkat.

”Pinjaman itu sangat mudah. Cukup dengan fotokopi KTP, foto diri. Tapi menjebak. Bunganya tinggi, fee tinggi, kemudian jangka waktunya (pengembalian) sangat rendah,” kata Tongam dalam diskusi daring ‘Jerat Pinjol Bikin Benjol’, Sabtu 16 Oktober 2021.

Selain itu, Tongam menjelaskan para pelaku pinjol ilegal ini juga akan memaksa kehendak pada peminjamnya yang mengarah ke penipuan dan pemerasan. Sebagai contoh, si peminjam meminjam dana Rp1 juta ke pinjol ilegal. Namun yang mereka dapatkan hanya Rp600 ribu.

Kemudian bunga dari dana pinjaman tersebut mulanya 0,5 persen. Tapi ketika peminjam sudah sepakat, bunga pengembalian tiba – tiba jadi 3 persen per hari.

Apalagi pelaku pinjol ilegal ini kata Tongam, juga menipu calon peminjamnya dengan cara memberi syarat awal tenor panjang. Pada kenyataannya si peminjam dana hanya mendapat waktu satu minggu. Hal ini yang ia sebut sebagai praktek penipuan dan kriminal.

“Dan ada pemaksaan kehendak yang mengarah pada penipuan dan pemerasan. Contohnya, kita pinjam 1 juta yang di transfer hanya 600 ribu, bunga yang awal setengah persen, menjadi 3 persen per hari,” ujarnya

“Kemudian jangka waktu pada awalnya 90 hari, menjadi 7 hari. Ini ada penipuan di sini,” kata Tongam.

Kemudian bila si peminjam menolak membayar, maka pelaku pinjol ilegal akan melakukan intimidasi berupa teror. Atau perbuatan tidak menyenangkan saat penagihan.

Kata Tongam, aplikasi pinjol ilegal biasanya selalu meminta izin mengakses seluruh data baik kontak, maupun isi penyimpanaan telepon.

Akses tersebut oleh pihak pinjol sebagai alat intimidasi, dengan mengakses isi dari penyimpanan telepon peminjam dan menggunakannya untuk mengancam.

“Ciri selanjutnya, pinjol ilegal ini selalu meminta kita mengizinkan semua data dan kontak. Jadi storage, phonebook itu diakses,” kata dia.

“Ini yang sebagai alat intimidasi. Pada saat penagihan melakukan teror, perbuatan tidak menyenangkan apabila peminjam tak penuhi kewajibannya,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini