Misterius dan Dingin, Ini Alasan Vladimir Putin Nggak Pernah Senyum

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Presiden Rusia, Vladimir Putin dikenal sebagai pemimpin yang dingin, misterius, otoriter, dan hampir tak pernah senyum. Kira-kira apa sih penyebabnya?

Kebiasaan Putin yang tidak pernah tersenyum bukanlah persona yang sengaja diciptakan untuk memperkuat citra pemimpin tangan besi. Ternyata, memang semua orang Rusia jarang tersenyum.

Tidak pernah senyum bukan berarti orang Rusia tidak bahagia. Di sisi lain, mereka sangat pandai menikmati hidup, kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang menyenangkan hanya untuk orang-orang terdekat.

Senyum, bagi orang Rusia, adalah kesadaran komunikatif yang jujur ​​berasal dari suasana hati yang baik dan hubungan manusia yang hangat. Orang Rusia tidak tersenyum pada orang asing hanya untuk terlihat ramah.

Sebuah pepatan yang diyakini semua orang Rusia adalah, tertawa atau tersenyum tanpa alasan adalah tanda kebodohan. Kebiasaan orang Rusia yang tidak pernah tersenyum sangat kontras dengan orang Indonesia yang ramah.

Berdasarkan laporan The Atlantica psikolog asal Kuba, Krys, terinspirasi dari perilaku tersenyum manusia karena terkejut melihat budaya Rusia yang tidak mengembangkan keramahan melalui senyuman. Krys menyelidiki hubungan antara senyum dan persepsi kejujuran dan kecerdasan di berbagai negara, khususnya Rusia.

Krys mengumpulkan data dari 44 budaya yang tersebar di enam benua. Sekitar 38 peneliti terlibat dalam penelitian Krys, salah satunya dari Indonesia. Krys dan rekan-rekan peneliti meminta responden untuk menilai foto yang menunjukkan ekspresi wajah sekelompok orang.

Foto yang terdiri dari delapan orang dari berbagai etnis, masing-masing menampilkan dua ekspresi, tersenyum dan tidak tersenyum. Laporan mereka bertajuk ‘Be Careful Where You Smile: Culture Shapes Judgments of Intelligence and Honesty of Smiling Individuals’ yang diterbitkan dalam Journal of Non-verbal Behaviour.

Mereka menyimpulkan bahwa setiap budaya memiliki bentuk perilaku sosial yang berbeda sehingga masing-masing memiliki perilaku nonverbal dan persepsi sosial yang berbeda. Orang Rusia menganggap, tersenyum pada orang asing adalah tanda kebodohan.

“Meskipun sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa seseorang yang tersenyum dianggap lebih baik, kami telah menunjukkan bahwa seseorang mungkin dicap kurang cerdas ketika tersenyum di negara-negara tertentu,” kata Krys.

“Di beberapa negara yang tingkat korupsinya tinggi, kepercayaan seseorang cenderung jatuh kepada orang yang tersenyum,” ujarnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Koperasi Desa Merah Putih Wujud Nyata Transformasi Ekonomi Desa

Oleh: Eleine Pramesti *) Koperasi Desa Merah Putih berakar pada prinsip dasar koperasi yang mengedepankan partisipasi anggota, kepemilikan kolektif, dan keadilan dalam distribusi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini