Miris, Pakai Jeans di Acara Keagamaan, Gadis Ini Digantung di Jembatan

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DELHI – Seorang gadis di India bernama, Neha paswan dipukuli sampai mati dan tubuhnya digantung di jembatan oleh anggota keluarganya, lantaran memakai celana jeans di acara keagamaan.

Kakek dan pamannya turut menyiksa Neha yang baru berusia 17 tahun itu dengan menggunakan tongkat kayu. Kejadian tersebut di rumahnya setelah pertengkaran mengenai pakaian yang Neha gunakan, demikian penuturan sang ibu, Shakuntala Devi.

Kejadian yang menyebabkan Neha Paswan menutup mata untuk selamanya itu terjadi pada pekan lalu, di negara bagian utara Uttar Pradesh – salah satu daerah di India yang masih tertinggal.

“Dia telah menjalankan puasa keagamaan sepanjang hari. Di malam hari, dia mengenakan celana jins dan atasan dan melakukan ritualnya. Ketika kakek-neneknya keberatan dengan pakaiannya, Neha menjawab bahwa jeans dibuat untuk dikenakan dan dia akan memakainya,” kata Shakuntala Devi, melansir New York Post, Rabu, 28 Juli 2021.

Ketika pertengkaran berubah menjadi kekerasan dan pemukulan membuat gadis itu tidak sadarkan diri, kerabat laki-laki mengatakan bahwa mereka memanggil seorang sopir untuk membawa Neha ke rumah sakit.

“Mereka tidak mengizinkan saya menemani, jadi saya memberi tahu kerabat saya yang pergi ke rumah sakit distrik untuk mencarinya tetapi tidak dapat menemukannya,” sambung Shakuntala Devi.

Keesokan paginya, ibu gadis itu menemukan tubuh Neha tergantung di jembatan di atas sungai. Setidaknya 10 orang sedang diselidiki terkait pembunuhan dan penghancuran barang bukti, termasuk kakek-nenek, paman, bibi, sepupu, dan pengemudi becak yang membawa tubuh Neha.

Shakuntala Devi mengatakan bahwa mertuanya menekan Neha untuk meninggalkan bangku sekolah, bahkan ketika ayahnya bekerja sebagai buruh harian di Punjab untuk membayar pendidikan.

Kasus keji tersebut menggambarkan bagaimana kaum perempuan masih menghadapi tindak kekerasan di rumah dalam masyarakat patriarki. Di mana terkadang serangan masih mendapat persetujuan para tetua di keluarga.

Rata-rata, 20 perempuan dibunuh setiap harinya di India. Bulan lalu, sebuah rekaman muncul dari seorang perempuan berusia 20 tahun dipukuli oleh ayahnya dan tiga sepupu laki-laki karena melarikan diri dari suaminya yang kasar. Kejadian tersebut terjadi di negara bagian terdekat Madhya Pradesh.

Sepekan sebelumnya, dua gadis di wilayah itu ditampar, ditendang, diseret rambutnya, bahkan dipukul dengan tongkat oleh anggota keluarga karena berbicara dengan sepupu laki-laki di telepon. Aparat kepolisian melaporkan menangkap 7 orang setelah menyaksikan rekaman yang menjadi viral itu.

Dalam serangan viral bulan Juni, di negara bagian Gujarat, dua gadis remaja dipukuli oleh gerombolan setidaknya 15 pria karena berbicara di ponsel mereka.

“Mengejutkan bahwa di abad ke-21, kami membunuh dan menyerang gadis-gadis karena mengenakan jeans atau berbicara di telepon genggam,” kata aktivis gender, Rolly Shivhare.

“Pemerintah mengatakan anak perempuan adalah prioritas kami dan mengumumkan skema besar untuk kesejahteraan mereka, tetapi tidak ada yang terjadi di lapangan,” sambungnya.

Shivhare menambahkan bahwa India hanya memiliki sedikit rumah penampungan. Meskipun ada, sebagian besar dikelola dengan sangat buruk sehingga tidak ada yang mau tinggal di sana.

“Pemerintah India perlu mengalokasikan lebih banyak dana dan memperbaiki kondisi mereka. Tetapi, satu-satunya solusi jangka panjang adalah membuat anak perempuan lebih sadar akan hak-hak mereka,” tuntasnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Jogja dan Sleman Waspada Lonjakan Sampah saat Libur Panjang, Malioboro dan Pusat Kuliner Jadi Perhatian

Mata Indonesia, Yogyakarta - Libur akhir bulan Januari yang bertepatan dengan Isra Miraj dan Imlek mengundang banyak wisatawan datang ke DI Yogyakarta. Hal itu segaris dengan produksi sampah yang meningkat.
- Advertisement -

Baca berita yang ini