Miris, Anak-anak Ukraina Terpaksa Konsumsi Daging Anjing Liar

Baca Juga

MATA INDONESIA, MARIUPOL – Bukan lagi terancam, anak-anak di Ukraina kini terperangkap kelaparan. Anak-anak ini bahkan terpaksa makan anjing liar dan minum air radiator untuk bertahan hidup, kata penduduk setempat yang ketakutan.

Pemandangan di Kota Mariupol kini bak neraka setelah tentara Rusia menggempur kota pelabuhan tersebut. Dewan lokal bahkan mengatakan bahwa Mariupol kini telah menjadi “abu tanah mati”.

Warga sipil yang terjebak di Mariupol terlihat mencari makanan, putus asa mencari tempat berlindung, dan banyak bangunan di wilayah tersebut berubah menjadi tumpukan puing-puing.

Pada Minggu (20/3), Rusia mengultimatum pasukan Ukraina di kota pelabuhan timur, Mariupol untuk menyerah. Moskow mengatakan bahwa bencana kemanusiaan sedang terjadi di sana. Namun, Ukraina menolak ancaman tersebut.

Dengan kota yang luluh lantak akibat berbagai gempuran tentara Rusia, warga sipil yang patah hati dan terjebak di Kota Mariupol membagikan derita dan cobaan mereka.

“Anda mendengar kata-kata tetapi tidak mungkin untuk benar-benar menerimanya, untuk percaya ini terjadi,” kata seorang pengusaha bernama Dmytro ketika berbicara tentang penduduk setempat yang memakan anjing liar setelah melarikan diri dari kota.

“Ini adalah neraka di bumi,” sambungnya, melansir Daily Star.

Mykola Osichenko, kepala eksekutif Mariupol TV, mengatakan bahwa ia bekerja keras melindungi putranya ketika tembakan maupun bom bertebaran di Kota Mariupol.

“Ketika bom jatuh, saya akan secara rutin menutupi anak saya dengan tubuh saya. Tapi saya tahu bahwa saya tidak bisa benar-benar melindunginya bahwa itu adalah tindakan putus asa,” katanya.

Pihak berwenang telah mengkonfirmasi bahwa 2.400 penduduk kota dilaporkan meninggal dunia sejak Presiden Rusia, Vladimir Putin melancarkan invasi besar-besaran pada 24 Februari 2022, lapor Financial Times.

Sementara 400 ribu penduduk dibiarkan membeku di tempat penampungan, dengan yang lain dibiarkan mati-matian berburu persediaan sementara ledakan masih terus terdengar di sekitar mereka.

Dmytro, yang melarikan diri dari Mariupol pada Selasa (22/3), mengatakan bahwa ia mengunjungi pasar sentral pada akhir pekan setelah menjadi sasaran serangan artileri mematikan.

“Semuanya terbakar, ada mayat di mana-mana, dan saya hanya berjalan, mengambil kubis di sini, wortel di sana, mengetahui itu berarti keluarga saya akan hidup satu atau dua hari lagi,” tambahnya.

Osichenko mengatakan orang-orang di rumahnya harus mengalirkan air dari radiator, mencairkan salju, dan mencari taman untuk menemukan aliran air tawar.

“Tapi antrian akan terbentuk di sana dan itu adalah target sempurna untuk rudal Rusia,” katanya.

Dilaporkan juga bahwa sungai segera dikesampingkan sebagai sumber air potensial dalam banyak kasus setelah terkontaminasi oleh mayat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Rumah Sekda Karawang Digeledah, Begini Tanggapan Ketua BEM Fakultas Hukum UBP Karawang

MATA INDONESIA, KARAWANG-Pasca penggeledahan ruang dinas dan rumah Sekretaris Daerah Kabupaten Karawang yang dilakukan oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Barat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini