Miris! 1.000 Anak di Bawah Umur Jadi Korban Prostitusi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Kasus kekerasan seksual atau prostitusi yang melibatkan anak di bawah umut cukup tinggi. Berdasarkan data dari Tenaga Ahli Staff Kepresidenan bidang Sumber Daya Manusia (SDM), Erlinda menyebut ada kurang lebih 1.000 anak di bawah umur jadi korban tahun 2020.

Hal ini menjadi peringatan bagi masyarakat dan keluarga di Indonesia yang memiliki anak perempuan di bawah umur agar lebih berhati-hati dan waspada agar anaknya tidak menjadi korban prostitusi online maupun kekerasan seksual.

“Dari tahun 2020 saja, ada lebih dari 1.000 anak menjadi kasus korban (prostitusi) seperti ini, itu yang terbongkar,” ujar Erlinda, Jumat 19 Maret 2021.

Pada periode Januari-Maret 2021, kata dia, sudah ada ratusan kasus prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur. “Di bulan ini saja lebih dari 128 anak, bila digabung Januari-Maret ini nyaris 500 anak menjadi korban kasus ini (prostitusi),” katanya.

Ia juga meminta agar kasus prostitusi online yang melibatkan perempuan belia di usia 17-21 tahun agar bisa dikategorikan dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

“Selebgram, selebriti di media sosial dan yang menonjolkan kekayaan materi, ini juga membuat mereka (anak-anak, red) terjerat dalam kasus prostitusi,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Selasa 16 Maret 2021 sekitar pukul 23.30 WIB, Hotel Alona milik artis Cynthiara Alona atau (CA/CCA) di Jalan Kompleks Deplu, Jalan Lestari Nomor 29A, RT03/RW01, Kreo Larangan, Kota Tangerang digerebek polisi. Hotel yang dahulunya kost-kostan tersebut digrebek polisi dari Subdit 5 Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan 43 orang yang diduga terlibat kegiatan prostitusi online di Hotel Alona. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti uang tunai hasil transaksi prostitusi online, kondom, handphone dan bill hotel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini