Mirip Donald Trump, Rasmus Paludan Pembakar Al Quran yang Memicu Kerusuhan di Swedia

Baca Juga

MATA INDONESIA, STOCKHOLM – Aksi unjuk rasa berujung kerusuhan terjadi di beberapa wilayah di Swedia. Aksi ini dipicu setelah seorang tokoh politik Swedia Rasmus Paludan melakukan aksi membakar Al Quran.

Paludan adalah  pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark.

Paludan merupakan aktivis anti-Muslim, memposting foto dirinya di media sosial dengan Al Quran yang terbakar. Dia menyatakan akan membakar lebih banyak lagi Al Quran.

Rasmus Paludan
Rasmus Paludan

Siapa sebenarnya Rasmus Paludan?

Euronews pada Senin, 18 April 2022 menyebutkan Paludan adalah pendiri partai Stram Kurs (Garis Keras) Denmark yang memegang kewarganegaraan Swedia.  Partai Garis Keras itu berdiri setelah partai nasionalis Partai Rakyat Denmark (DPP) bubar.

Paludan mengatakan dalam video Desember 2018 bahwa musuhnya adalah Islam dan Muslim. “Hal terbaik adalah jika tidak ada satu pun Muslim yang tersisa di bumi ini. Maka kita akan mencapai tujuan akhir kita,” katanya.

Sejak mendirikan partainya pada Juli 2017, Paludan mendapat banyak dukungan di media sosial. Dia muncul dengan memanfaatkan ketenaran virtual di kalangan remaja.

Pada bulan April 2019, pengadilan Denmark memutuskan Paludan bersalah atas rasisme setelah ia berpendapat bahwa orang-orang dari Afrika kurang cerdas.

Martin Krasnik, pemimpin redaksi surat kabar Denmark “Weekendavisen”, menyebut Paludan seorang Nazi dalam editorial miliknya pada 2019 silam. Dia mengatakan bahwa Paludan jelas akrab dengan hukum Nuremberg dari Jerman era Nazi. Paludan menyangkal memiliki hubungan dengan Nazisme.

Profesor Ilmu Politik Universitas Kopenhagen, Kasper Møller Hansen, mengatakan gaya Paludan tidak jauh berbeda dengan Donald Trump di Amerika Serikat.  Pada Juni 2020 Paludan mendapat vonis satu bulan penjara dengan dua bulan tambahan hukuman percobaan. Ia bersalah atas 14 akun rasisme, pencemaran nama baik, dan kekerasan jalanan.

Di tahun ini pula ia tak boleh masuk ke Swedia selama dua tahun terkait aksinya di Malmo. Salah satu demonstrasinya pindah dari distrik Landskrona ke tempat parkir terpencil di Malmo selatan. Saat itu banyak warga Swedia yang mengajukan protes karena aksi Paludan membakar Al Quran.

Atas rentetan kejadian tersebut, Kementerian Luar Negeri Irak mengatakan telah memanggil kuasa usaha Swedia di Baghdad pada Minggu 17 April 2022. Irak memperingatkan bahwa masalah ini bisa berdampak serius pada hubungan antara Swedia dan warga Muslim secara umum. Seperti di negara-negara Muslim Arab dan Muslim di Eropa.

Bahkan, sejumlah saluran televisi Iran mengutip Saeed Khatibzadeh selaku Juru Bicara Kementrian Luar Negeri mengatakan ini merupakan sebuah penghinaan terhadap umat Muslim.

Pemerintah Indonesia pun turut mengecam aksi Paludan dan kelompoknya melalui Kementrian Luar Negeri.

”Menggunakan argumentasi kebebasan berekspresi untuk melecehkan agama dan kepercayaan satu kelompok adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab dan terpuji,” kata Kemenlu RI dalam sebuah pernyataan di situs web resminya.

Reporter: Azzura Tunisya

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini