MATA INDONESIA, SEOUL – Korea Selatan dan Amerika Serikat akan melakukan latihan militer musim semi, pada pekan ini. Akan tetapi, latihan gabungan ini hanya berskala kecil karena pandemi virus corona.
“Seoul dan Washington memutuskan melanjutkan latihan bersama setelah secara komprehensif mempertimbangkan situasi COVID-19, pemeliharaan postur kesiapan tempur, denuklirisasi Semenanjung Korea dan pembentukan perdamaian,” kata JCS, mencatat bahwa latihan ini bersifat defensive, melansir Reuter, Minggu, 7 Maret 2021.
Latihan tersebut tidak termasuk manuver luar ruangan, yang telah dilakukan sepanjang tahun. Jumlah pasukan serta peralatan pun akan diminimalkan akibat pandemi, berdasarkan laporan dari kantor berita Yonhap.
Latihan tersebut sekaligus memberikan kesempatan untuk menilai kesiapan Korea Selatan untuk mengambil alih kontrol operasional masa perang (OPCON), dan serangkaian latihan skala kecil ini merupakan upaya Presiden Moon Jae-in untuk menyelesaikan masa jabatannya yang berakhir tahun 2022.
Bahkan sebelum pandemi, latihan telah dikurangi untuk memfasilitasi negosiasi AS yang bertujuan membongkar program nuklir Korea Utara. Latihan gabungan tersebut diawasi secara ketat oleh pihak Pyongyang yang menyebutnya sebagai latihan perang.
Dan gelaran aksi kekuatan militer, merupakan respons Korea Utara atas latihan bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Hal ini ditegaskan Chad O’Carroll, CEO Grup Risiko Korea, yang memantau Korea Utara.
“Saya pikir ada terlalu banyak hal dalam agenda domestik yang salah untuk mengambil risiko eskalasi tit-for-tat yang signifikan. Dan ini adalah pemerintah yang cenderung memfokuskan sebagian besar sumber dayanya untuk menangani satu masalah utama pada satu waktu,” tulis Chad O’Caroll dalam akun Twitter-nya.