Merapi Kembali Erupsi, 69 Kali Luncurkan Guguran Lava Sepekan Terakhir

Baca Juga

MATA INDONESIA, YOGYAKARTA – Aktivitas Gunung Merapi kembali erupsi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terdapat puluhan guguran lava dalam sepekan terakhir.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso mengatakan aktivitas tersebut terangkum pada periode 24-30 Juni 2022.

“Pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 69 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng. Dengan jarak luncur maksimal 1.800 meter,” kata Agus, Sabtu 2 Juli 2022.

Aktivitas Merapi dalam sepekan belakangan lebih menurun. Mengingat dalam minggu ini tidak tercatat adanya kemunculan awan panas guguran dan intensitas guguran lava juga lebih sedikit.

Ia melanjutkan dalam pekan ini juga tidak teramati adanya perubahan ketinggian kubah dari barat daya maupun tengah. Selain itu berdasarkan analisis morfologi juga tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dari keduanya.

“Berdasarkan analisis foto volume masih sama. Kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.551.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik,” ujarnya.

Agus mengatakan intensitas kegempaan masih cukup tinggi. Dengan dominasi dari kegempaan guguran yang mencapai 604 kali dalam sepekan terakhir.

Terkait dengan deformasi Gunung Merapi yang terpantau dengan menggunakan EDM pada minggu ini, kata Agus menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 cm per hari.

Intensitas curah hujan sebesar 40 mm/jam selama 30 menit. Sempat ada laporan di Pos Kaliurang pada tanggal 24 Juni 2022. Namun tidak ada laporan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.

Sementara gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Agus menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Reporter: M Fauzul Abraar

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini