Menyoal Label Teroris kepada KSP, Indonesia Dinilai Harus Punya Lobi Internasional yang Kuat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Label teroris yang disematkan kepada kelompok separatis Papua (KSP) dinilai harus diperkuat juga dengan lobi-lobi internasional. Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menegaskan bahwa hal ini dilakukan untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah tekanan dunia internasional karena isu Papua.

“Kalau saya pribadi sangat setuju dengan penetapan teroris pada KKB tapi harus punya strategi mapan secara internasional,” kata Islah kepada Mata Indonesia News, Selasa 4 Mei 2021.

Islah juga menekankan supaya pelabelan teroris terhadap KSP dan orang-orang yang mendukungnya harus dipertegas. Mengingat, masih ada aktivis-aktivis yang terafiliasi dengan luar negeri dan mendukung Papua untuk merdeka.

“Karena penetapan teroris, semua pelarian aktivitas yang terhubung dengan KKB ini tidak boleh diberikan suaka politik karena seperti Benny Wenda di Inggris, Veronica Koman ini kan sedang mencari suaka politik,” kata Islah.

Sementara menurut Ketua DPD Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua Ali Kabiay, aksi propaganda yang dilakukan oleh KSP bertujuan untuk menarik perhatian internasional.

“Caranya dengan propaganda pembunuhan, membunuh warga sipil lalu menuduh aparat keamanan sebagai pelaku utamanya, hal ini bertujuan untuk menarik simpati publik dan masyarakat internasional,” kata Ali.

Ia menilai bahwa pola-pola yang dilakukan oleh KSP ini mirip dengan kelompok teroris di seluruh dunia, misalnya kelompok teroris Boko Haram di Nigeria.

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini