Menteri Terawan “Jawab” Keingintahuan Najwa Shihab di Hari Rabies se-Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Nama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tiba-tiba menjadi perdebatan di dunia maya setelah Najwa Shihab tidak berhasil mewawancarainya perihal situasi Pandemi Covid19 di Indonesia. Saat memperingati Hari Rabies Sedunia, 27 September 2020, Menteri Kesehatan menyampaikan kebijakannya soal penanganan Covid19.

Keinginan Najwa menghadirkan Terawan dalam acara talk shownya dengan alasan dialah yang paling memiliki otoritas untuk mengungkapkan kebijakan-kebijakan soal Covid19 di Indonesia kepada publik.

Saat memberi pidato sambutan pada Hari Rabies Sedunia yang dilakukan secara virtual Menteri Terawan juga menyelipkan kebijakannya soal Covid19.

“Dalam masa pandemi Covid19, kita perlu selalu menjaga jarak, memakai masker, dan rajin cuci tangan untuk mencegah penularan Covid19,” begitu diungkapkan Terawan di hadapan peserta Hari Rabies Sedunia.

Meski di masa Pandemi Covid19, Terawan menyebutkan pelayanan publik harus berjalan lancar dan menjadikan pandemi itu sebagai tantangan.

Menteri Terawan saat ini memang terkesan menghindar dari sorotan publik, bahkan saat peringatan Hari Rabies se-Dunia itu dia hanya menyampaikan pidatonya beberapa menit, langsung meninggalkan tempat.

Tidak ada perbincangan dengan peserta acara sehingga peringatan Hari Rabies se-Dunia itu terkesan kaku.

Jawaban Menteri Terawan soal penanganan Covid19 ada di menit 1:34:29 video berikut:

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Kemandirian Pangan dan Energi di Papua Menjadi Pilar Strategis Pembangunan Nasional

Oleh: Markus Yikwa *) Agenda kemandirian pangan dan energi kembali menempati posisi sentral dalam arah kebijakanpembangunan nasional. Pemerintah secara konsisten menegaskan bahwa ketahanan negara tidakhanya diukur dari stabilitas politik dan keamanan, tetapi juga dari kemampuan memenuhikebutuhan dasar rakyat secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Papua ditempatkansebagai salah satu wilayah kunci, baik untuk mewujudkan swasembada pangan maupunmemperkuat fondasi kemandirian energi berbasis sumber daya domestik seperti kelapa sawit. Upaya percepatan swasembada pangan di Papua mencerminkan pendekatan pemerintah yang lebih struktural dan berjangka panjang. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam berbagaikesempatan menekankan bahwa defisit beras di Papua tidak dapat diselesaikan hanya dengandistribusi antarpulau, melainkan harus dijawab melalui peningkatan kapasitas produksi lokal. Dengan kebutuhan beras tahunan yang jauh melampaui produksi eksisting, pemerintah memilihstrategi pencetakan sawah baru secara masif sebagai solusi konkret. Pendekatan ini menunjukkankeberanian negara untuk menyelesaikan masalah dari hulunya, bukan sekadar menambalkekurangan melalui mekanisme pasar jangka pendek. Kebijakan pencetakan sawah baru di Papua, Papua Selatan, dan Papua Barat tidak berdiri sendiri. Pemerintah juga menyiapkan dukungan menyeluruh berupa penyediaan benih unggul, pupuk, pendampingan teknologi, hingga pembangunan infrastruktur irigasi dan akses produksi. Sinergiantara pemerintah pusat dan daerah menjadi prasyarat utama agar program ini tidak berhentisebagai proyek administratif, melainkan benar-benar mengubah struktur ekonomi lokal. Denganproduksi pangan yang tumbuh di wilayahnya sendiri, Papua tidak hanya mengurangiketergantungan pasokan dari luar, tetapi juga membangun basis ekonomi rakyat yang lebihtangguh. Lebih jauh, visi swasembada pangan yang disampaikan Mentan Andi Amran Sulaiman menempatkan kemandirian tiap pulau sebagai fondasi stabilitas nasional....
- Advertisement -

Baca berita yang ini